MATERI KESEHATAN BIOTA AIR - BLOG PELAJAR NUSANTARA -->

    Social Items

MATERI KESEHATAN BIOTA AIR

BUKU KESEHATAN BIOTA AIR SMK KELAS X

Hubungan Antara Lingkungan, Komoditas Dan Penyakit Pada Budidaya Perairan.


Baca Juga :

Pembaca yang budiman, di bawah ini adalah sedikit uraian materi yang berkaitan dengan judul di atas yang di ambil dari buku Buku kesehatan Biota Air (Kurikulum 2013) Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (lihat sampul buku pada gambar 1)
imam-pendidikan.blogspot.com
(Gambar 1 : Kesehatan Biota Air)

Kesehatan biota air adalah ilmu yang mempelajari tentang kondisi ikan dilihat dari semua aspek, yang meliputi; struktur hubungan antara lingkungan, biota air dan penyakit pada kegiatan budidaya perairan, pengertian tentang kesehatan biota air, terminologi, kaitan penyakit ikan dengan usaha perikanan dan kesehatan masyarakat, jenis-jenis penyakit yang menyerang, identifikasi jenis hama dan penyakit yang menyerang.

Baca Juga :


Perairan merupakan suatu lingkungan hidup bagi biota air seperti ikan, serangga air, siput air, hewan renik, tumbuhan air, tumbuhan renik dan lain-lain. Pada lingkungan hidup ini akan terjadi interaksi antara biota (biotik) yang ada dengan lingkungan air (abiotik) sebagai media hidupnya, serta interaksi diantara biota air itu sendiri untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sehingga interaksi ini membentuk suatu sistem lingkungan hidup yang berubah-ubah. Akan tetapi sistem lingkungan hidup ini tetap menuju suatu keseimbangan yang konstan. Kecuali bila ada gangguan maka sistem lingkungan hidup berubah menuju keseimbangan yang baru. Perubahan sistem lingkungan hidup dapat diakibatkan antara lain oleh bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi maupun pencemaran oleh kegiatan industri dan masyarakat.

Usaha pengendalian kerusakan sungai dan kebijakan pengelolaannya mengharuskan pemantauan kualitas sungai. Pemantauan ini umumnya dilakukan dengan menggunakan parameter fisik atau kimia. Akhir-akhir ini pemantauan dengan biota lebih diperhatikan, mengingat biota lebih tegas dalam mengekspresikan kerusakan sungai, karena biota terpengaruh langsung dalam jangka panjang, sedang sifat-sifat fisik dan kimia cenderung menginformasikan keadaan sungai pada waktu pengukuran saja.


Pencemaran dapat mengubah struktur ekosistem dan mengurangi jumlah spesies dalam suatu komunitas, sehingga keragamannya berkurang. Dengan demikian indeks diversitas ekosistem yang tercemar selalu lebih kecil dari pada ekosistem alami. Diversitas di suatu perairan biasanya dinyatakan dalam jumlah spesies yang terdapat di tempat tersebut. Semakin besar jumlah spesies akan semakin besar pula diversitasnya. Hubungan antara jumlah spesies dengan jumlah individu dapat dinyatakan dalam bentuk indeks diversitas. Perubahan kualitas air di sungai menyebabkan perubahan komposisi komunitas makrozoobentos. Untuk itu diperlukan suatu upaya pemantauan mengenai status kualitas sungai dengan menggunakan biota air.


Kebutuhan hewan air untuk metabolisme didalam tubuhnya adalah dengan mendapatkan makanan yang sesuai, sedangkan bagi tumbuhan air adalah bagaimana mendapatkan unsur hara untuk kelangsungan hidupnya. Dari kebutuhan hidup bagi biota air tersebut akan membentuk suatu hubungan diantara biota air (simbiosis) yang berbeda-beda antara lain:

  1. Parasitisme, yaitu biota air yang bersifat parasit dengan cara menghisap cairan tubuh biota air lain (inang) untuk kehidupannya. Biota air ini sangat merugikan bagi inangnya seperti ikan dan udang yang dibudidayakan.
  2. Mutualisme, yaitu biota air yang bersifat saling menguntungkan dengan biota air lainnya. 
  3. Komensalisme, yaitu biota air yang bersifat menguntungkan sebelah pihak, sedang biota lain tidak terpengaruh.
  4. Pemangsaan, yaitu biota air yang bersifat carnivore dengan memangsa biota air lainnya yang beukuran tubuh lebih kecil.

Di samping itu biota ramah lingkungan, murah, cepat dan mudah diinterpretasi. Selain itu pengukuran secara fisika atau kimia memiliki keterbatasan diantaranya :

  1. Kurang praktis dan kurang sensitive untuk memantau semua variable yang mempengaruhi kehidupan seungai.
  2. Tidak bisa memantau kosentrasi polutan yang sangat rendah, akan tetapi telah mempengaruhi kehidupan organisme di dalamnya.


Perubahan lingkungan air yang kurang baik dapat disebabkan terganggunya keseimbangan penguraian bahan organik oleh decomposer (biota pengurai) maupun adanya masukkan dari luar lingkungan air tersebut.


Penyakit akibat lingkungan pada ikan dan udang masih sering terjadi. Penyakit ini berdasarkan pada penyebabnya dibedakan menjadi 2 golongan yaitu yang disebabkan oleh faktor abiotik dan biotik.

 

Faktor Abiotik

1. Suhu/temperatur

Selain suhu yang tinggi pada daerah tropis, masalah yang sering ditemukan adalah masalah perubahan suhu yang terlalu ekstrim akibat pengaruh musim, misalnya musim hujan. Suhu rendah akan menyebabkan kecepatan metabolisme turun sehingga nafsu makan ikan dan udang jadi menurun.

 

Suhu dingin dibawah suhu optimum akan berpengaruh pada penekanan kekebalan pada ikan dan udang. Suhu optimum tersebut akan berbeda bagi masing-masing jenis ikan hias.

 

2. pH

pH air yang dibutuhkan oleh ikan akan bervariasi tergantung pada jenis ikan tersebut. Pada umunya ikan dan udang akan toleran terhadap range pH tertentu, misalnya untuk ikan hias jenis Koi dan koki range pH nya antara 6,2 sampai 9,2. pH air yang ekstrim dibawah atau diatas pH optimum akan mengakibatkan gangguan pada kesehatan ikan dan udang. pH optimum akan bervariasi tergantung pada jenis ikan dan udang. Efek langsung dari pH rendah dan pH yang terlalu tinggi pada umumnya adalah berupa kerusakan sel epitel, baik kulit maupun insang, hal ini akan mengganggu pada proses penyerapan oksigen terutama bagi ikan dan udang yang bernafas dengan menggunakan insang.

 

3. Kesadahan

Kesadahan pada lingkungan pembudidaya ikan hias dikenal dengan istilah air lunak dan air keras. Nilai kesadahan pada air biasanya ditentukan dengan kandungan kalsium karbonat atau magnesium.


Tingkatan nilai kesadahan untuk air dapat dibedakan menjadi air yang lunak (kesadahan rendah), air yang sedang, dan air yang keras atau kesadahan tinggi dan sangat keras. Tiap jenis ikan dan udang terutama ikan hias memerlukan kesadahan air yang tidak sama. Ikan neon tetra misalnya memerlukan kesadahan air yang rendah apabila dibandingkan dengan ikan hias dari golongan siklid. Sehingga bila ikan berada pada kondisi kesadahan yang tidak sesuai dapat menyebabkan gangguan pada fisiologis ikan yang menyebabkan ikan mudah terserang penyakit.

 

4. Bahan Cemaran

Bahan cemaran biasanya berasal dari sumber air yang digunakan pada suatu usaha budidaya ikan dan udang, terutama yang menggunakan sumber air dari sungai atau perairan umum lainnya.

 

Cemaran bisa berasal dari limbah domestik maupun limbah industri. Bahan cemaran dapat berupa bahan beracun dan logam berat. Bahan cemaran tersebut secara langsung dapat mematikan atau dapat juga melemahkan ikan dan udang. Pada cemaran konsentrasi rendah yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama akan menimbulkan efek yang tidak mematikan ikan dan udang tetapi mengganggu proses kehidupan ikan (sublethal) hal ini akan mengganggu kesehatan ikan dan udang. Pada kondisi demikian ikan dan udang akan mudah terinfeksi oleh segala macam penyakit-penyakit misalnya penyakit akibat infeksi jamur dan bakteri.

 

Faktor Biotik

Algae yang menutupi permukaan air akan mengganggu proses pernafasan ikan. Sedangkan algae yang tumbuh dalam air akan berpengaruh pada pergerakan ikan. Ikan akan terperangkap pada algae tersebut. Selain itu algae sel tunggal yang berupa filament akan masuk ke dalam lembar insang dan akan mengganggu pada proses pernafasan ikan dan udang, sehingga lama kelamaan ikan dan udang akan mengalami kekurangan oksigen. Beberapa algae yang tumbuh berlebih (blooming) akan berpengaruh pada pengurangan kandungan oksigen dalam air terutama pada waktu malam hari yaitu proses metabolisme algae. Selain itu akibat dari proses pembusukan algae yang mati dapat menimbulkan bahan beracun seperti amoniak. Beberapa algae akan bersifat racun bagi ikan misalnya dari jenis Mycrocystis aeruginosa. Protozoa merupakan zooplankton yang mempunyai pertumbuhan populasi yang bersamaan dengan adanya fitoplankton. Beberapa jenis protozoa seperti Euglena sp dapat meracuni ikan dan udang bila populasinya tinggi (blooming).

 

Akan tetapi beberapa jenis fitoplankton kelimpahan dan komposisinya disuatu perairan merupakan parameter biologi yang dapat dijadikan indikator untuk mengevaluasi kualitas dan tingkat kesuburan suatu perairan. Hal ini dikarenakan fitoplankton merupakan penyumbang oksigen dan sebagai sumber makanan bagi zooplankton. Pentingnya peranan fitoplankton sebagai pengikat awal energi matahari menjadikan fitoplankton berperan penting bagi kehidupan laut dan danau. Dengan demikian keberadaan fitoplankton dapat menjaga kestabilan lingkungan hidup suatu perairan.

 

Ikan memiliki morfologis dan fisiologis yang berbeda dengan hewan lain yaitu :

  1. Kulit ikan tidak mempunyai horny layer
  2. Tidak mempunyai kelenjar multiseluler dan sebaceous gland
  3. Pada sistem tulang dan tulang rawan berubah selama hidup ikan
  4. Osteoclast umumnya tidak terdapat pada ikan
  5. Mempunyai dark muscle di bagian lateral
  6. Osmoregulasi berbeda
  7. Fisiologis dipengaruhi oleh suhu lingkungan

 

Sehingga ikan memiliki daya tahan terhadap keseimbangan lingkungan yang berbeda dengan hewan lain. Pada kondisi normal ikan secara fisiologis terutama pada fungsi kekebalan tubuh akan memproduksi antibodi yang seimbang dengan daya serang dari parasite maupun bakteri yang ada pada lingkungannya. Keseimbangan ini akan menjaga ikan dan udang tetap tumbuh secara normal.

Udang memiliki morfologis dan fisiologis yang berbeda dengan ikan yaitu : 

  • Kulit udang dilapisi dengan khitin yang cukup keras
  • Memiliki hepatopankreas yang berfungsi untuk metabolisme dan menjaga kekebalan udang terhadap penyakit.
  • Bernafas dengan insang
  • Hidup didasar perairan
  • Fisiologis dipengaruhi oleh suhu lingkungan

 

Sehingga Udang memiliki daya tahan terhadap keseimbangan lingkungan yang berbeda dengan ikan.



Demikian sedikit uraian tentang materi judul di atas semoga bermanfaat.

Di bawah ini penulis menyediakan Buku Materi Biota Air dalam bentuk pdf. Selamat Membaca, semoga menjadi ladang amal bagi penulis buku ini, buat saya dan semua pembaca blog ini,....



KESIMPULAN : 
Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa pada lingkungan air sebagai media hidup biota air, sering terjadi perubahan-perubahan pada parameter kualitas air seperti derajat keasaman air ( pH - kandungan unsur H+ atau OH- ), kelarutan oksigen (O2), kandungan amoniak NH3, kandungan asam sulfida (H2S), suhu air dan lain-lain. Perubahan lingkungan air ini dapat mempengaruhi kehidupan biota air, terutama bagi biota air yang mempunyai daya toleransi terhadap perubahan parameter kualitas air yang sempit. Pengaruh bagi ikan dan udang dapat menyebabkan tekanan secara fisiologis (fungsi organ tubuh – seperti insang, jantung) yang kurang baik. Tekanan fisiologis dapat menyebabkan lemahnya kondisi ikan dan udang sehingga mudah diserang baik oleh parasit maupun bakteri. Pada kondisi tertentu perubahan parameter kualitas air dapat pula meyebabkan kematian bagi ikan dan udang, seperti rendahnya kandungan oksigen terlarut, tingginya kandungan amoniak dan asam sulfida.

Rekomendasi

Load Comments

Subscribe Our Newsletter

Notifications

Disqus Logo