BUKU KESEHATAN BIOTA AIR SMK KELAS X
Hubungan
Antara Lingkungan, Komoditas Dan Penyakit Pada Budidaya Perairan.
Kesehatan biota air adalah ilmu yang mempelajari tentang kondisi ikan dilihat dari semua aspek, yang meliputi; struktur hubungan antara lingkungan, biota air dan penyakit pada kegiatan budidaya perairan, pengertian tentang kesehatan biota air, terminologi, kaitan penyakit ikan dengan usaha perikanan dan kesehatan masyarakat, jenis-jenis penyakit yang menyerang, identifikasi jenis hama dan penyakit yang menyerang.
Baca Juga :
Usaha
pengendalian kerusakan sungai dan kebijakan pengelolaannya mengharuskan
pemantauan kualitas sungai. Pemantauan ini umumnya dilakukan dengan menggunakan
parameter fisik atau kimia. Akhir-akhir ini pemantauan dengan biota lebih
diperhatikan, mengingat biota lebih tegas dalam mengekspresikan kerusakan
sungai, karena biota terpengaruh langsung dalam jangka panjang, sedang
sifat-sifat fisik dan kimia cenderung menginformasikan keadaan sungai pada
waktu pengukuran saja.
Pencemaran dapat mengubah struktur ekosistem dan mengurangi jumlah spesies dalam suatu komunitas, sehingga keragamannya berkurang. Dengan demikian indeks diversitas ekosistem yang tercemar selalu lebih kecil dari pada ekosistem alami. Diversitas di suatu perairan biasanya dinyatakan dalam jumlah spesies yang terdapat di tempat tersebut. Semakin besar jumlah spesies akan semakin besar pula diversitasnya. Hubungan antara jumlah spesies dengan jumlah individu dapat dinyatakan dalam bentuk indeks diversitas. Perubahan kualitas air di sungai menyebabkan perubahan komposisi komunitas makrozoobentos. Untuk itu diperlukan suatu upaya pemantauan mengenai status kualitas sungai dengan menggunakan biota air.
- Parasitisme, yaitu biota air yang bersifat parasit dengan cara menghisap cairan tubuh biota air lain (inang) untuk kehidupannya. Biota air ini sangat merugikan bagi inangnya seperti ikan dan udang yang dibudidayakan.
- Mutualisme, yaitu biota air yang bersifat saling menguntungkan dengan biota air lainnya.
- Komensalisme, yaitu biota air yang bersifat menguntungkan sebelah pihak, sedang biota lain tidak terpengaruh.
- Pemangsaan, yaitu biota air yang bersifat carnivore dengan memangsa biota air lainnya yang beukuran tubuh lebih kecil.
Di samping itu biota ramah lingkungan, murah, cepat dan mudah diinterpretasi. Selain itu pengukuran secara fisika atau kimia memiliki keterbatasan diantaranya :
- Kurang praktis dan kurang sensitive untuk memantau semua variable yang mempengaruhi kehidupan seungai.
- Tidak bisa memantau kosentrasi polutan yang sangat rendah, akan tetapi telah mempengaruhi kehidupan organisme di dalamnya.
Perubahan
lingkungan air yang kurang baik dapat disebabkan terganggunya keseimbangan
penguraian bahan organik oleh decomposer (biota pengurai) maupun adanya
masukkan dari luar lingkungan air tersebut.
Penyakit
akibat lingkungan pada ikan dan udang masih sering terjadi. Penyakit ini
berdasarkan pada penyebabnya dibedakan menjadi 2 golongan yaitu yang disebabkan
oleh faktor abiotik dan biotik.
Faktor
Abiotik
1. Suhu/temperatur
Selain suhu yang tinggi pada daerah tropis, masalah yang sering ditemukan adalah masalah perubahan suhu yang terlalu ekstrim akibat pengaruh musim, misalnya musim hujan. Suhu rendah akan menyebabkan kecepatan metabolisme turun sehingga nafsu makan ikan dan udang jadi menurun.
Suhu
dingin dibawah suhu optimum akan berpengaruh pada penekanan kekebalan pada ikan
dan udang. Suhu optimum tersebut akan berbeda bagi masing-masing jenis ikan
hias.
2. pH
pH air
yang dibutuhkan oleh ikan akan bervariasi tergantung pada jenis ikan tersebut.
Pada umunya ikan dan udang akan toleran terhadap range pH tertentu, misalnya
untuk ikan hias jenis Koi dan koki range pH nya antara 6,2 sampai 9,2. pH air
yang ekstrim dibawah atau diatas pH optimum akan mengakibatkan gangguan pada
kesehatan ikan dan udang. pH optimum akan bervariasi tergantung pada jenis ikan
dan udang. Efek langsung dari pH rendah dan pH yang terlalu tinggi pada umumnya
adalah berupa kerusakan sel epitel, baik kulit maupun insang, hal ini akan
mengganggu pada proses penyerapan oksigen terutama bagi ikan dan udang yang
bernafas dengan menggunakan insang.
3. Kesadahan
Kesadahan pada lingkungan pembudidaya ikan hias dikenal dengan istilah air lunak dan air keras. Nilai kesadahan pada air biasanya ditentukan dengan kandungan kalsium karbonat atau magnesium.
Tingkatan
nilai kesadahan untuk air dapat dibedakan menjadi air yang lunak (kesadahan
rendah), air yang sedang, dan air yang keras atau kesadahan tinggi dan sangat
keras. Tiap jenis ikan dan udang terutama ikan hias memerlukan kesadahan air
yang tidak sama. Ikan neon tetra misalnya memerlukan kesadahan air yang rendah
apabila dibandingkan dengan ikan hias dari golongan siklid. Sehingga bila ikan
berada pada kondisi kesadahan yang tidak sesuai dapat menyebabkan gangguan pada
fisiologis ikan yang menyebabkan ikan mudah terserang penyakit.
4. Bahan Cemaran
Bahan cemaran biasanya berasal dari sumber air yang digunakan pada suatu usaha budidaya ikan dan udang, terutama yang menggunakan sumber air dari sungai atau perairan umum lainnya.
Cemaran
bisa berasal dari limbah domestik maupun limbah industri. Bahan cemaran dapat
berupa bahan beracun dan logam berat. Bahan cemaran tersebut secara langsung
dapat mematikan atau dapat juga melemahkan ikan dan udang. Pada cemaran
konsentrasi rendah yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama akan
menimbulkan efek yang tidak mematikan ikan dan udang tetapi mengganggu proses
kehidupan ikan (sublethal) hal ini akan mengganggu kesehatan ikan dan udang.
Pada kondisi demikian ikan dan udang akan mudah terinfeksi oleh segala macam
penyakit-penyakit misalnya penyakit akibat infeksi jamur dan bakteri.
Faktor Biotik
Algae
yang menutupi permukaan air akan mengganggu proses pernafasan ikan. Sedangkan
algae yang tumbuh dalam air akan berpengaruh pada pergerakan ikan. Ikan akan
terperangkap pada algae tersebut. Selain itu algae sel tunggal yang berupa
filament akan masuk ke dalam lembar insang dan akan mengganggu pada proses
pernafasan ikan dan udang, sehingga lama kelamaan ikan dan udang akan mengalami
kekurangan oksigen. Beberapa algae yang tumbuh berlebih (blooming) akan
berpengaruh pada pengurangan kandungan oksigen dalam air terutama pada waktu
malam hari yaitu proses metabolisme algae. Selain itu akibat dari proses
pembusukan algae yang mati dapat menimbulkan bahan beracun seperti amoniak.
Beberapa algae akan bersifat racun bagi ikan misalnya dari jenis Mycrocystis
aeruginosa. Protozoa merupakan zooplankton yang mempunyai pertumbuhan populasi
yang bersamaan dengan adanya fitoplankton. Beberapa jenis protozoa seperti
Euglena sp dapat meracuni ikan dan udang bila populasinya tinggi (blooming).
Akan
tetapi beberapa jenis fitoplankton kelimpahan dan komposisinya disuatu perairan
merupakan parameter biologi yang dapat dijadikan indikator untuk mengevaluasi
kualitas dan tingkat kesuburan suatu perairan. Hal ini dikarenakan fitoplankton
merupakan penyumbang oksigen dan sebagai sumber makanan bagi zooplankton.
Pentingnya peranan fitoplankton sebagai pengikat awal energi matahari
menjadikan fitoplankton berperan penting bagi kehidupan laut dan danau. Dengan
demikian keberadaan fitoplankton dapat menjaga kestabilan lingkungan hidup
suatu perairan.
Ikan memiliki morfologis dan fisiologis yang berbeda dengan hewan lain yaitu :
- Kulit ikan tidak mempunyai horny layer
- Tidak mempunyai kelenjar multiseluler dan sebaceous gland
- Pada sistem tulang dan tulang rawan berubah selama hidup ikan
- Osteoclast umumnya tidak terdapat pada ikan
- Mempunyai dark muscle di bagian lateral
- Osmoregulasi berbeda
- Fisiologis dipengaruhi oleh suhu lingkungan
Sehingga
ikan memiliki daya tahan terhadap keseimbangan lingkungan yang berbeda dengan
hewan lain. Pada kondisi normal ikan secara fisiologis terutama pada fungsi
kekebalan tubuh akan memproduksi antibodi yang seimbang dengan daya serang dari
parasite maupun bakteri yang ada pada lingkungannya. Keseimbangan ini akan
menjaga ikan dan udang tetap tumbuh secara normal.
Udang memiliki morfologis dan fisiologis yang berbeda dengan ikan yaitu :
- Kulit udang dilapisi dengan khitin yang cukup keras
- Memiliki hepatopankreas yang berfungsi untuk metabolisme dan menjaga kekebalan udang terhadap penyakit.
- Bernafas dengan insang
- Hidup didasar perairan
- Fisiologis dipengaruhi oleh suhu lingkungan
Sehingga
Udang memiliki daya tahan terhadap keseimbangan lingkungan yang berbeda dengan
ikan.
Di bawah ini penulis menyediakan Buku Materi Biota Air dalam bentuk pdf. Selamat Membaca, semoga menjadi ladang amal bagi penulis buku ini, buat saya dan semua pembaca blog ini,....