Menganalisis Potensi Budidaya Perairan Berdasarkan Sumberdaya Alam, Ekonomi dan Sosial.
Pembaca yang budiman sebelum kita melangkah lebih jauh terkait materi pada judul di atas, alangkah baiknya kita sedikit mengulas pengertian budidaya itu sendiri.
Materi ini sebenarnya berkaitan erat dengan Materi Budidaya Ikan yang pernah saya posh sebelumnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahwa pengertian Budidaya itu sendiri adalah usaha yang bermanfaat dan memberi hasil. Sedangkan menurut Wikipedia Budi Daya Ikan adalah salah satu bentuk budi daya perairan yang khusus membudidayakan ikan di tangki atau ruang tertutup, biasanya untuk menghasilkan bahan pangan, ikan hias, dan rekreasi (pemancingan).
Sumberdaya Perikanan dapat didefinisikan sebagai berikut :
Menurut UU Perikanan no. 31 th. 2004, Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.
Perikanan dapat diartikan juga semua kegiatan yang berkaitan dengan ikan, termasuk memproduksi ikan, baik melalui penangkapan maupun budidaya dan atau mengolahnya untuk memenuhi kebutuhan manusia akan pangan sumber protein dan non pangan.
Budidaya perairan merupakan kegiatan (aktivitas) untuk memproduksi biota (organisme) akuatik di lingkungan terkontrol dalam rangka mendapatkan keuntungan (profit). Budidaya perairan berasal dari bahasa Inggris aquaculture (aqua= perairan dan culture = budidaya). Oleh karena itu, budidaya perairan dapat didefinisikan menjadi campur tangan (upaya-upaya) manusia untuk meningkatkan produktivitas perairan melalui kegiatan budidaya. Kegiatan budidaya yang dimaksud adalah kegiatan pemeliharaan untuk memperbanyak (reproduction), menumbuhkan (growth), serta meningkatkan mutu biota akuatik sehingga diperoleh keuntungan. Organisme akuatik mencakup kelompok ikan (finfish) , udang ( crustacea ), hewan bercangkang (molusca), echinodermata, dan alga.
Budidaya perairan atau budidaya perikanan (akuakultur) didefinisikan sebagai upaya-upaya manusia untuk meningkatkan produktivitas perairan melalui kegiatan budidaya. Kegiatan budidaya itu adalah kegiatan pemeliharaan untuk memperbanyak (reproduksi), menumbuhkan (growth) serta meningkatkan mutu biota akuatik sehingga diperoleh keuntungan. Suatu perairan umum (laut, sungai, danau atau waduk) memiliki produktivitas (bobot biomassa biota persatuan volume air) alamiah tertentu dan dapat ditingkatkan puluhan hingga ribuan kali melalui kegiatan teknologi budidaya perairan (akuakultur). Ruang lingkup budidaya perairan (Akuakultur) dapat dibedakan berdasarkan kegiatan, spasial, zonasi darat dan laut dan posisi wadah budidaya perairan.
Tujuan Budidaya Perairan
Budidaya perairan (Akuakultur) adalah kegiatan untuk memproduksi biota (organisme ) akuatik dilingkungan terkontrol dalam rangka mendapat keuntungan (profit) sehingga disebut juga akuabisnis. Selain itu tujuan budidaya perairan juga mencakup :
1. Produksi Makanan Daging ikan
Daging ikan merupakan sumber protein hewani dan makanan sehat yang sangat dibutuhkan manusia, selain produk-produk peternakan seperti daging sapi, ayam, dan telur. Kebutuhan ikan dipenuhi melalui kegiatan penangkapan dan budidaya perairan. Produk perikanan tangkap umumnya berupa ikan segar, beku dan olahan (pengeringan, pengasinan, fillet, pengalengan, penepungan dan sebagainya).
2. Perbaikan Stok Ikan di Alam
Stock ikan di alam baik dilaut maupun perairan umum cenderung semakin berkurang. Pengurangan stok ikan di alam disebabkan oleh tingginya laju penangkapan dan kematian dibandingkan dengan rendahnya laju perkembangbiakan dan pertumbuhan. Laju penangkapan ikan meningkat disebabkan oleh tuntutan pemenuhan kebutuhan manusia yang meningkat sejalan dengan pertambahan populasi penduduk dunia. Laju kematian di alam juga meningkat sejalan dengan semakin memburuknya kualitas lingkungan. Memasuki abad ke-21, paradigma pembangunan perikanan tangkap dunia telah beralih, dari paradigma lama (penangkapan) ke paradigma baru yang lebih menekankan aspek pemanfaatan sumber daya hayati secara lestari dan berkelanjutan. Dalam paradigma baru tersebut, yang dinyatakan dalam Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF) atau kode tindak perikanan yang bertanggungjawab yang diprakasai oleh Organisasi Pangan Sedunia yakni FAO, disebutkan perlunya upaya-upaya peningkatan stok ikan di alam ( stok enhancement ) melalui kegiatan restocking. Sudah saatnya pada perairan laut yang mengalami overfishing dan perairan umum yang mengalami degradasi sumber daya ikan diberlakukan program restocking.
3. Produksi Ikan Untuk Rekreasi
Dewasa ini, kebutuhan manusia dalam hal rekreasi meningkat, terutama pada masyarakat perkotaan. Kegiatan rekreasi tersebut diantaranya adalah memancing (seperti : leisure fishing, sport fishing ) dan atraksi ikan dalam akuarium besar seperti di Taman Akuarium Air Tawar, Taman Mini Indonesia Indah, dan Sea World.
4. Produksi Ikan Umpan.
Ikan Bandeng (Chanos chanos ) merupakan contoh akuakultur untuk dijadikan umpan hidup dalam kegiatan penangkapan tuna. Bandeng dipilih sebagai umpan hidup karena warna tubuhnya keperak-perakkan sehingga menarik perhatian tuna. Oleh karena itu, akhir-akhir ini permintaan bandeng hidup sebagai umpan meningkat tajam sejalan dengan perkembangan usaha penangkapan tuna.
5. Produksi Ikan Hias
Kegiatan budidaya perairan juga ditujukan untuk menghasilkan ikan hias (ornamental fish ). Ikan hias diproduksi karena memiliki warna dan bentuk tubuh serta tingkah laku yang unik dan menarik sehingga memiliki nilai ekonomis. Nilai ekonomi ikan hias juga dipengaruhi oleh tingkat kesulitan pengembangbiakan (breeding) ikan ini.
6. Daur Ulang Bahan Organik
Beberapa ikan budidaya perairan dapat memanfaatkan bahan organik, baik secara langsung maupun tidak langsung Seperti ikan tilapia digunakan untuk mengurangi sedimen organik yang terdapat di waduk. Ikan tilapia tersebut mempunyai kemampuan mengkonsumsi bahan organik dan mengonversinya menjadi protein daging ikan yang bernilai.
7. Produksi Bahan Industri
Dampak dari industrialisasi dan globalisasi telah menyebabkan meningkatnya permintaan akan barang/produk kebutuhan hidup seperti pangan, sandang, papan dan kebutuhan sekunder atau tersier lainnya. Beberapa produk budidaya perairan kini telah menjadi bahan baku industri penting seperti industri pakan, obat-obatan atau farmasi, kosmetika, tekstil dan bahan kimia lainnya seperti industri cat, keramik, pasta gigi dan sebagainya. Rumput laut, patin, nila, dan fitoplankton chlorella merupakan contoh komoditas budidaya perairan yang telah menjadi bahan baku suatu industri.
Demikian ulasan sedikit terkait materi di atas,...