Dilansir dari id.wikipedia.org Nama lahir Abu Bakar adalah Abdul Ka'bah (artinya 'hamba Ka'bah'), yang kemudian diubah oleh Nabi menjadi Abdullah (artinya 'hamba Allah'). Nabi memberinya gelar yaitu Ash-Shiddiq (artinya 'yang berkata benar') setelah Abu Bakar membenarkan peristiwa Isra Mi'raj yang diceritakan Nabi kepada para pengikutnya, sehingga ia lebih dikenal dengan nama "Abu Bakar ash-Shiddiq"
Setelah masa kenabian Muhammad SAW, Abu Bakar mendapat tambahan nama As Siddiq. Gelar itu diberikan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebab dialah pria pertama yang beriman kepada Allas SWT dan mengakui Muhammad sebagai Rasulullah.
Abu Bakar jugalah yang pertama mengakui perjalanan Isra dan Mikrajnya Muhammad SAW di saat orang lain tak percaya bahkan ada yang murtad. Beliau yang mengakui Isra dan Mikrajnya Muhammad ini terjadi pada suatu pagi 28 Rajab sekitar tahun 620 atau 621 masehi, 10 tahun sebelum hijrah ke Madinah.
Saat itu banyak orang kafir Quraisy bertanya kepada Abu Bakar, apakah dia percaya bahwa Muhammad pergi ke Baitul Maqdis dalam semalam di 27 Rajab.
إن كان قال فقد صدق
"Jika ia berkata demikian, maka itu benar," jawab Abu Bakar.
Selain sebagai orang pertama yang masuk Islam atau as-sâbiqûnal awwalûn Sayyidina Abu Bakar juga termasuk orang yang loyal terhadap Rasulullah SAW. Dia juga terkenal sangat zuhud
Dialog antara Abu Bakar dengan putrinya, Sayyidah 'Aisyah seperti ditulis dalam kitab Anîsul Mu'minîn karya Shafuk al-Mukhtar (nu.or.id). suatu hari Aisyah menjenguk ayahnya yang sedang terbaring sakit.
Kepada sang ayah, Aisyah menyarankan agar dipanggilkan seorang ahli pengobatan. Namun Abu Bakar mengaku sudah diobati. Kepada putrinya yang juga istri Rasulullah, Abu Bakar mengaku oleh ahli pengobatan dia diperbolehkan melakukan apa saja. Hal ini menandakan bahwa sakitnya Abu Bakar sudah parah dan mendekati kematian.
Musabab semua harta Abu Bakar sudah disedekahkan untuk perjuangan Islam, tak ada lagi yang tersisa bahkan untuk selembar kain baru sekalipun. Aisyah pun bertanya,"Dengan kain mana aku nanti mengafani jenazah Ayah?"
"Dengan baju yang biasa aku pakai saat makmum shalat bersama Rasulullah," jawab Abu Bakar.
Namun menurut Aisyah, baju itu sudah usang. Dia pun menawarkan untuk membeli kain kafan yang baru. Namun Abu Bakar menolaknya.
"Orang hidup lebih berhak atas sesuatu yang baru ketimbang orang mati," jawab Abu Bakar.
Di kutip dari id.wikipedia.org Abu Bakar As Siddiq wafat pada Senin 21 Jumadilakhir tahun ke-13 hijrah atau 22 Agustus 634 Masehi. Pada Senin petang Umar bin Khatab bersama dengan Usman bin Affan, Talhah bin Ubaidillah dan Abdur-Rahman bin Abu Bakar memakamkan jenazah Abu Bakar di samping liang lahat Rasulullah SAW.
Abu Bakar Ash Shiddiq Radhiallahu'anhu meninggal tanpa meninggalkan sepeserpun dirham atau dinar.
Diriwayatkan dari Al Hasan bin Ali Radhiallahu'anhu:
"Ketika Al Hasan sedang bersama Abu Bakar Radhiallahu'anhu, Abu Bakar berkata, wahai 'Aisyah tolong perhatikan unta perahan yang biasa kita ambil susunya, dan mangkuk besar yang sering kita pakai untuk tempat penerangan, dan kain beludru yang biasa kita pakai. Sesungguhnya kita mengambil manfaat dari itu semua saat aku mengurusi urusan kaum muslimin. Jika aku mati, kembalikanlah semuanya kepada Umar. Maka ketika Abu Bakar wafat, 'Aisyah mengirim semua itu kepada Umar Radhiallahu'anhu. Umar pun berkata: 'Semoga Allah meridhaimu wahai Abu Bakar, sungguh lelah orang yang datang setelahmu'"
KESIMPULAN :
Abu Bakar Ash Shidiq adalah seorang yang memiliki loyalitas tinggi, juga memiliki semangat juang membela agama, memiliki hati yang lembut dan tegas. sikap ini lah yang seharusnya kita ikuti dan menjadikan tauladan dalam kehidupan sehari hari
Inilah kisah singkat sahabat Abu Bakar Ash Shiddiq
semoga bermanfaat....