Baca Juga :
Sejarah peradaban memang tidak bisa kita lupakan karena ia merupakan
bagian dari pendidikan.
Seperti yang di katakan Emha Ainun Nadjib
(Sejarawan;Budayawan indonesia) bahwa "Agama diajarkan kepada manusia agar
ia memiliki pengetahuan dan kesanggupan untuk menata hidup, menata diri dan
alam, menata sejarah, kebudayaan, politik".
Sebagai seorang yang berpendidikan tentunya sejarah adalah suatu acuan dalam mencari dan memahami ilmu pengetahuan. Dalam hal ini penulis tentunya akan membahas sedikit tentang sejarah, Peradaban Islam Di Dunia. Lebih lengkap tentang Materi Perkembangan Islam Pada Masa Modern, Perkembangan Islam Pada Masa Kejayaan dan Perkembangan Islam Di Indonesia. (Baca: imam-pendidikan.blogspot.com)
A. ISLAM DI BENUA ASIA

Berikut ini dikemukakan keadaan Islam dari umat Islam di salah satu negara di Asia Selatan, yaitu :
Pakistan (Republik Islam Pakistan) Pakistan terletak di Asia
Selatan, berbatasan dengan Iran di Barat, Afganistan di Barat Laut, India di
Tenggara, Jammu dan Kashmir di Timur Laut, dan Laut Arab di Selatan. Umat Islam
di Pakistan berjumlah 97 % dari seluruhh jumlah penduduk. Ibukota Pakistan
adalah Islamabad, dan satuan mata uangnya adalah Rupe. Pakistan merupakan salah
satu negara yang mempunyai peranan penting dalam sejarah dan perkembangan
Islam. Hal ini disebabkan antara lain karena Pakistan telah berjasa dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan filsafat, serta berhasil melahirkan sejumlah
lembaga pengkajian Islam dan intelektual Muslim bertaraf internasional
Di Pakistan telah berdiri beberapa perguruan tinggi seperti :
Universitas Baluchistan, Universitas Pertanian Faisalabad, Government College
Lahore, dan Universitas Punjab Lahore. Selain itu, di Pakistan juga telah
didirikan beberapa lembaga pengkajian ilmu-ilmu Islam seperti : Yayasan Ilmu
Pengetahuan Pakistan, Akademi Ilmu-Ilmu Pengetahuan Pakistan, Pakistan
Philosophical Congress, International Academic Islamic Philosophical
Association, International Iqbal Forum Lahore, Academic Center Lahore, dan West
Pakistan Urdu Academy Lahore.
Budaya keilmuan di Republik Islam Pakistan,
telah melahirkan sejumlah ilmuwan Muslim yang bertaraf Internasional, antara
lain : Muhammad Iqbal (1873 - 1938). Abu A’lã al Maududi (1903 - 1979), tokoh
pemikir yang cenderung ortodoks dan tradisional. M.M. Syarif (1893 -
1965), pendiri Pakistan Philosophical Congress, juga editor History of Muslim
Phylosophy, salah satu buku terbaik untuk sejarah filsafat saat ini. C.A. Qadir
(lahir 1909), salah satu pendiri Pakistan Philosophical Congress dan penulis
buku Philosophy and Science in The Islamic World, Dr. Abdus Salam (lahir 1926),
penerima hadiah nobel di bidang Fisika tahun 1979. Fazlur Rahmãn, guru besar
ilmu agama Islam di Universitas Chicago, Amerika Serikat.
Biografi Sir Muhammad Iqbal (1873-1938 M)
Muhammad Iqbãl adalah seorang penyair, filsuf, dan pembaharu pemikiran Islam di
abad ke-20 M. Beliau keturunan orang yang taat beragama. Ayahnya, Nur Muhammad
adalah seorang Muslim saleh yang telah mendorongnya untuk menghafal Al-Quran
secara teratur. Muhammad Iqbal memperoleh pendidikan pertama di Murray College
di Sialkot. Kemudian melanjutkan studinya di Government College Lahore, dan
memperoleh gelar Master of Art (MA). Pada tahun 1905, ia berangkat ke Eropa
untuk melanjutkan studinya dalam bidang filsafat Barat di Trinity College,
Universitas Cambridge. Selain itu, beliau juga mengikuti kuliah-kuliah hukum di
Lincoln’s Inn, London. Dua tahun kemudian, ia pindah ke München, Jerman, untuk
memperdalam studi filsafatnya di Universitas München, dan memperoleh gelar
Doctor of Philosophy (PhD).
Sumbangan pemikiran Muhammad Iqbal antara lain
menjelaskan bahwa kemunduran umat Islam disebabkan oleh tiga faktor, yaitu :
- Hancurnya Bagdád yang pernah menjadi pusat politik, kebudayaan, dan pusat kemajuan pemikiran umat Islam pada pertengahan abad ke-13.
- Timbulnya paham fatalisme, yang menyebabkan umat Islam pasrah pada nasib dan tidak mau bekerja keras.
- Sikap Jumud (statis) dalam pemikiran Islam. Menurut Muhammad Iqbal jika umat Islam ingin maju, mereka harus : 1. Mengetengahkan konsep ijtihad dan paham dinamisme Islam. 2. Perlunya negara tersendiri bagi umat Islam India, terpisah dari negara Hindu.
Konsep Muhammad lqbãl ini menyebabkan beliau
dijuluki Bapak Pakistan. Muhammad Iqbãl merupakan sosok cendekiawan Muslim yang
sukses. Hal ini dapat dilihat dalam beberapa hal, yaitu : Guru bahasa Arab di
Universitas London selama enam bulan. Pada tahun 1908, beliau kembali ke Lahore
dan menjadi pengacara. Menjadi dosen filsafat dan sastra Inggris di Government
College Lahore. Memberikan ceramah-ceramah di Hyderabad Madras dan Aligarh.
Kemudian kumpulan ceramah beliau tersebut disusun dalam sebuah buku yang
berjudul “The Reconstruction of Religious Thought of Islam” (Rekonstruksi
Pemikiran Islam). Banyak menulis buku, yang kemudian diterjemahkan ke dalam
berbagai bahasa seperti : bahasa Jerman, Perancis, Inggris, Arab, Rusia,
Italia, dan Indonesia. Di antara buku karangan Muhammad lqbal itu berjudul Ilmu
AI-lqtisad (Ilmu Ekonomi) dan Development of Metaphysics in Persia : A
Contribution to the History of Moslem Philosophy (Perkembangan Metafisika Persia;
Suatu Sumbangan Sejarah Filsafat Islam).
B. ISLAM DI BENUA EROPA

Islam memasuki benua Eropa melalui empat
periode yaitu:
Di bawah ini akan dikemukakan keberadaan kaum
Muslim di beberapa negara dari benua Eropa.
SPANYOL Kaum Muslim yang mendiami Spanyol dewasa ini terdiri dan keturunan umat Islam yang terusir pada peristiwa Reqonquista (1492 M), kaum imigran pencari kerja yang bertempat tinggal di Spanyol hanya untuk sementara, dan kaum imigran yang menetap di Spanyol. Jumlah mereka menurut catatan Jongen S. Nielson pada tahun 1990 adalah sebesar 250.000 orang. Mereka berasal dan Maroko, Afrika, Timur Tengah, Asia Selatan, dan Asia Tenggara.
Pada tahun 1992, terdapat kesepakatan antara pemerintah Spanyol dan Comission Islamica Espana (Komisi Islam Spanyol), yang isinya :
- Kaum Muslimin diizinkan untuk memberikan pengajaran agama di sekolah negeri ataupun swasta.
- Kaum Muslimin diberi izin membangun sekolah yang dikelola sendiri.
- Izin melaksanakan ibadah di angkatan bersenjata, rumah sakit, dan penjara.
- Memperoleh keringanan pajak.
- Izin merayakan hari raya keagamaan dan difasilitasi untuk memperoleh makanan halal.
PERANCIS Jumlah penduduk Muslim di Prancis cukup banyak
(±7% dari total penduduk). Mereka berasal dari Aljazair, Maroko, Tunisia,
Afrika, Sub Sahara, wilayah Laut Hitam, dan dari berbagai wilayah Timur Tengah
(Mesir, Libanon, Suriah, Yordania, dan Irak) dan Asia Tengah (Turki, Iran,
Afganistan, dan Pakistan).
Pada tahun 1992, di Prancis terdapat sekitar
1.300 organisasi Muslim. Di antara organisasi-organisasi tersebut, ada yang
hanya bergerak di bidang keagamaan, terutama dakwah, seperti Jama’ah At-Tablig
Wa ad Dakwah dan Foiet Pratique (Iman dan Praktik), ada juga organisasi yang
menjadikan agama bukan sebagai satu-satunya tema pokok kegiatan, misalnya:
Generation Egalite (Generasi Kesamaan), France Plus (Prancis Plus), dan
Generation Beur (Generasi Emigran Afrika Utara). Organisasi-organisasi yang
kebanyakan anggotanya berusia muda tersebut sering menyampaikan protes
ketidaksetujuan mereka dijadikan warga kelas dua di Prancis.
Selama beberapa tahun terakhir ini, ada upaya
untuk mengkoordinasi organisasi-organisasi kaum Muslim di Prancis yang cukup
banyak itu. Hal ini ditandai dengan didirikannya Federation Nationale des
Musulmans de France (FNMF = Federasi Nasional Muslim Prancis), Union des
Organisation Islamiques de France (UDIF = Serikat Organisasi Islam Perancis),
dan Conceil Relegieux de Islam en France (CORIF = Dewan keagamaan Islam di
Perancis). CORIF didirikan pada 6 November 1989 di bawah Departemen Dalam Negeri.
Dewan ini beranggotakan 15 orang pemuka Muslim Prancis, yang tugasnya melakukan
pengkajian mengenai masalah-masalah kaum Muslim Prancis.
Selain banyaknya organisasi-organisasi Islam, keberadaan kaum Muslimin di Prancis itu ditandai dengan :
- Didirikannya masjid-masjid, pemukiman-pemukiman warga Muslim, dan sekolah-sekolah untuk warga Muslim.
- Makin banyaknya wanita yang berjilbab di jalan-jalan.
- Mengadakan pameran buku-buku Islam di Prancis.
- Banyaknya toko-toko yang menyediakan makanan-makanan halal.
- Berkembangnya beberapa kelompok tarekat (kelompok sufi), seperti Tarekat Qadiriah, Tarekat Tijaniah, Tarekat Naqsyabandiah, dan Tarekat Bektasyi. Selain di Spanyol dan Prancis, kaum Muslim di Benua Eropa juga terdapat di negara-negara lainnya. Seperti di Inggris, Jerman, Belanda, Belgia, Swedia, Denmark, Norwegia, Swiss, Australia, dan Italia. Keberadaan kaum Muslimin di negara-negara tersebut makin meningkat, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
C. ISLAM DI BENUA AFRIKA
Dakwah Islam telah memasuki Benua Afrika
semenjak Rasulullah SAW masih hidup. Pada tahun ke-5 dari kenabian, Rasulullah
SAW memerintahkan beberapa orang sahabatnya (berjumlah 15 orang, 11 orang
laki-laki dan 4 orang wanita) untuk berhijrah ke Habsyah (Ethiopia). Hijrah ini
dipimpin oleh Usman bin Maz’un yang bertujuan untuk menghindari
penyiksaan-penyiksaan, dan menyelamatkan diri dari kaum kafir Quraisy serta
mendakwahkan agama Islam. Selain itu, pada ± tahun ke-6 Hijrah, Nabi SAW
mengutus sahabatnya Hatib bin Abi Balta’ah untuk menyampaikan surat dakwah
(seruan masuk Islam) kepada Muqauqis (penguasa Mesir, gubernur Romawi Timur).
Media dakwah Islam ke Benua Afrika, selain
dengan cara-cara tersebut di atas, juga melalui ekspansi wilayah kekuasaan umat
Islam. Hal ini dimulai tatkala Umar bin Khattab menjadi khalifah (643 - 644 M
atau 13 – 23 H). Melalui panglima perangnya, yakni Amr ibn ‘As, Mesir dapat
dibebaskan dari penjajahan bangsa Romawi, yang waktu itu dikuasai oleh Muqauqis
(gubernur Mesir yang diangkat oleh Kaisar Romawi).
Setelah itu, Islam menyebar ke negara-negara di
Afrika Utara serta terjadi islamisasi dan arabisasi. Hal ini terjadi pada ±
abad 7 - 8 M. Di Afrika Timur, faktor arabisasi dan islamisasi tampak jelas
pada kedatangan dan ekspansi Islam sejak masa-masa awal hingga abad ke 20,
sedangkan penyebaran Islam ke Afrika Selatan antara lain dilakukan oleh para
budak Melayu yang dibawa oleh orang-orang Eropa ke wilayah itu. Secara umum,
penyebaran Islam di Benua Afrika tidak terlepas dari persaingan antara Islam dan
Kristen, serta antara Islam dan westernisasi sekuler. Walaupun begitu, Islam di
Benua Afrika tetap berkembang ke arah yang lebih maju, baik kuantitas maupun
kualitas.
Di Benua Afrika terdapat banyak negara yang
penduduknya mayoritas umat Islam, seperti: Mesir, Libya, Tunisia, Aljazair,
Maroko, Sahara Barat, Mauritania, Mali, Nigeria, Senegal, Gambia, Guinea,
Somalia, dan Sudan. Sedangkan negara-negara di Benua Afrika yang umat Islamnya
minoritas adalah Zambia, Uganda, Mozambique, Kenya, Congo, dan Afrika Selatan.
Di bawah ini akan dijelaskan keberadaan umat Islam di beberapa negara di Benua
Afrika, yaitu di Mesir, Aijazair, dan Tunisia.
MESIR, Mesir terletak di pantai timur laut benua Afrika. Umat Islam di negeri ini merupakan mayoritas. Berdasarkan sensus 1986, jumlah umat Islam mencapai 90% dan seluruh penduduk. Ibukota Mesir ialah Kairo, dan bahasa resminya adalah bahasa Arab. Dan tahun 623 M - 1914 M, Mesir diperintah oleh kekhalifahan dan raja raja Islam.
Mesir menjadi protektorat Inggris dan tahun
1914 sampai tahun 1922 M. Mesir merdeka dari Inggris pada tahun 1922 M. Setelah
merdeka, Mesir merupakan negara yang bentuk pemerintahannya ialah monarki
konstitusional. Mesir menjadi negara Republik pada tanggal 18 Juni 1953, dengan
presiden pertamanya Mayor Jenderal Muhammad Naguib. Mesir merupakan negara
agraris, dan hasil pertaniannya adalah kapas, padi-padian, sayur-mayur, tebu,
dan buah-buahan. Selain itu, di Mesir terdapat industri tekstil, pariwisata,
bahan kimia, baja, semen, pupuk, dan lain-lain. Mesir adalah negara yang besar
jasanya bagi kemajuan umat Islam di bidang ilmu pengetahuan, pendidikan, dan
kebudayaan. Hal ini ditandai dengan didirikannya berbagai perguruan tinggi, dan
yang tertua adalah Universitas Al-Azhär di Kairo, yang didirikan oleh Jauhar
A1-Khatib As-Saqili pada tanggal 7 Ramadan 361 H (22 Juni 972 M). Selama
berabad-abad, Universitas Al-Azhar ini menjadi pusat pendidikan Islam dan
tempat pertemuan puluhan ribu mahasiswa Muslim yang datang dari seluruh dunia.
Di bidang arsitektur, Mesir juga memiliki bangunan-bangunan yang memiliki nilai
seni yang tinggi, seperti: Al-Qasr Al-Garb (Istana Barat), Al Qasr Asy-Syarq
(Istana Timur), Universitas Al-Azhar, tembok yang mengelilingi istana, dan
pintu-pintu gerbang yang terkenal dengan nama Bab An-Nasr (pintu kemenangan)
serta Bab Al-Fath (pintu pembukaan). Selain itu, di Mesir juga terdapat
masjid-masjid yang megah nan indah, misalnya; masjid A1-Azhar, masjid Maqis,
masjid Rasyidah, masjid Aqmar, masjid Saleh dan masjid raya di Qairawan yang dibangun
kembali pada tahun 862 M. Mesir biasa juga disebut: “Jumhuriyah Misr
Al-Arabiyah” (Republik Arab Mesir), luas daerahnya sekitar 997.739 km2.
ALJAZAIR, Aljazair terletak di Afrika Utara. Bentuk pemerintahannya ialah republik, adapun ibukotanya adalah Al-Jir, dan bahasa resminya ialah bahasa Arab dan bahasa Prancis. Penduduknya yang beragama Islam berjumlah 99,1% dan seluruh penduduk Aljazair diperintah oleh bangsa Romawi semenjak tahun 40 SM, oleh Vandala dan tahun 429-534 M, oleh Bizantium dan tahun 534-690 M, akhir abad ke-7 dikuasai umat Islam. Pada tahun 1830 M Aljazair diduduki oleh Prancis, dan baru pada tanggal 3 Juli 1962 memperoleh kemerdekaan.
Semenjak tahun 1980, Aljazair memasuki masa
kebangkitan Islam. Hal itu ditandai antara lain oleh :
- Semangat kehidupan beragamanya meningkat. Hal ini terbukti dengan adanya kegiatan generasi muda untuk mengadakan pengkajian terhadap Islam, dan dengan adanya umat Islam yang berupaya memakmurkan masjid.
- Perencanaan ekonomi yang lebih sistematis, bahkan menjadikan penduduk menganut mitos industrialisasi sebagai satu-satunya kekuatan, yang secara sosial bersifat integratif, dan secara ekonomi bersifat konstruktif serta menimbulkan kemerdekaan secara internasional.
- Berdasarkan kongres partai tunggal di Aljazair, yakni The National Liberation Front (Front Pembebasan Nasional) pada tanggal 27-31 Januari 1979, maka diadakan kegiatan-kegiatan :
TUNISIA, Tunisia terletak di Afrika Utara, bentuk pemerintahannya ialah Republik, adapun ibukotanya adalah Tunis (dulu bernama Tarsyisy). Penduduknya mayoritas beragama Islam, yakni sebanyak 99,4%. Islam masuk ke Tunisia pada tahun 670 M. Semenjak itu, Tunisia diperintah oleh penguasa-penguasa Islam. Kemudian pada tahun 1881 Muhammad Sadiq, raja dari kerajaan Husainiyah, menyerah pada Perancis. Sejak itu, Tunisia menjadi jajahan Prancis sampai dengan memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1956 M. Tunisia mempunyai peranan besar dalam sejarah perkembangan Islam. Melalui lembaga pendidikan Jam’iyah Zaitu nah, yang kemudian berubah menjadi Institut Ilmu-ilmu Islam, kader-kader ulama dididik dan dilatih agar kemudian menjadi ulama besar. Lembaga pendidikan tersebut berada dalam pengarahan dan pengawasan pemerintah Tunisia. Tunisia aktif dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), dan ikut menentukan pengambilan keputusan tentang kebijakan-kebijakan diplomasi Timur Tengah, terutama yang menyangkut konflik di Timur Tengah, khususnya konflik Palestina dan Israel.

- Membentuk Islamic Council yang berkedudukan di setiap negara bagian atau teritori yang bertugas mengurus berbagai kegiatan Islam di wilayahnya.
- Menyelenggarakan perkawinan secara Islam, dengan mengambil tempat di masjid atau Islamic Center.
- Mengadakan kerjasama dengan pemerintah dalam penyembelihan hewan-hewan yang dagingnya akan diekspor ke negara-negara Islam.
- Mengangkat imam-imam masjid yang ada di Australia. Imam-imam masjid yang diangkat AFIC ini digaji oleh pemerintah Saudi Arabia.
- Mengusahakan dana dan negara-negara Arab, terutama dari Saudi Arabia untuk pembangunan masjid-masjid dan Islamic Center.
- Mengusahakan agar hukum-hukum Islam yang menyangkut keluarga, seperti perkawinan, perceraian, kuburan Islam, hari libur, dan hari-hari besar Islam diakui oleh pemerintah.

Bukti kebenaran dugaan itu sampai sekarang
masih diselidiki. Yang jelas, sejumlah kaum Muslimin dari Spanyol (Andalusia)
ikut dalam pelayaran para pelaut Spanyol dan Portugal dalam pengembaraannya
menemukan Benua Amerika itu. Tugas utama kaum Muslimin Spanyol itu adalah
sebagai pemberi arah pelayaran kapal. Selain itu, diberitakan bahwa pada ±
tahun 1500 M, ribuan kaum Muslimin Morisco (umat Islam Spanyol yang lari
mencari tempat baru karena mereka dikejar-kejar dan dipaksa masuk Kristen pada
peristiwa “Penaklukan Kembali” (Reconquista pada tahun 1492 M)), sudah
berdatangan ke Benua Amerika. Namun sayangnya, sebagian besar kaum Muslim
generasi awal di Benua Amerika tersebut musnah, karena adanya pemaksaan agama
atau asimilasi di benua baru itu.
Selanjutnya, pada pertengahan abad ke-15 dan
ke-19 diperkirakan bahwa hampir 1/5 budak-budak dari Afrika, yang dibawa ke
benua Amerika adalah beragama Islam. Namun, karena mereka mengalami kesulitan
dalam mempertahankan keislamannya akhirnya banyak di antara mereka yang pindah
agama.
Walaupun generasi awal dari umat Islam yang
mendiami Benua Amerika itu banyak yang murtad, tetapi pada generasi berikutnya,
kaum imigran Muslim secara bergelombang memasuki Benua Amerika.
1. Kaum imigran Muslim memasuki Benua Amerika sejak tahun 1875 M sampai sekarang. Mereka berasal dari berbagai negara, antara lain: Suriah, Libanon, Yordania, Palestina, dan Mesir. Adapun kegiatan-kegiatan kaum Muslim yang imigran di Benua Amerika itu sebagai berikut :
- Membangun masjid-masjid dan pusat-pusat kegiatan Islam. Menurut laporan Steven Borbuza, seorang wartawan Muslim Amerika Serikat, di seluruh Amerika Serikat terdapat 1.200 masjid. Pusat Islam di Taledo dan Ohio, mempunyai anggota sekitar 600 keluarga dengan latar belakang negara dan etnis beragam, mempunyai tempat salat Jumat yang luas, sekolah-sekolah, toko-toko buku, klinik, kamar mayat, tempat pemakaman, lapangan rekreasi, dan fasilitas dapur dengan makanan yang cukup. Pusat-pusat Islam seperti itu terdapat pula di Los Angeles, San Diego, Houston, dan New Jersey.
- Membentuk organisasi-organisasi Islam. Pada tahun 1952, mendirikan IMS (International Muslim Society = Masyarakat Muslim Internasional). Organisasi ini didirikan atas prakarsa Abdullãh Igram seorang Muslim kelahiran Amerika, dengan tujuan mempertahankan kebudayaan Islam dan meningkatkan kegiatan dakwah di Amerika Serikat. Kemudian pada tahun 1954, organisasi ini pada konferensinya yang ketiga di Chicago diubah namanya menjadi Federation of Islamic Associations (FIA= Federasi Asosiasi Islam).
2. Pada tahun 1963 M, para mahasiswa Muslim berkumpul di Universitas Illinois, Champaga, Urbana untuk mendirikan himpunan mahasiswa Muslim yang bernama Muslim Student Association (MSA). Usaha-usaha organisasi ini antara lain :
- Memberi kesempatan pada para mahasiswa untuk mempelajari Islam dalam konteks modern.
- Pada tahun 1966 mendirikan organisasi International Islamic Federation of Student Organizations (Federasi Organisasi-organisasi Mahasiswa Islam Internasional = IIFSO) di Universitas Ibadan, Nigeria.
- Pada tahun 1967, MSA mendirikan Islamic Medical Association (Himpunan kedokteran Islam).
- Pada tahun 1972, MSA mendirikan organisasi Association of Muslim Social Scientits (Himpunan Ilmuwan Sosial Muslim = AMSS). Kegiatan AMSS ini antara lain : bekerja sama dengan International Institute of Islamic Thought (Institut International Untuk Pemikiran Islam = IIIT), dan menerbitkan American Journal of Islamic Social Sciences (Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Islam di Amerika) AJISS.
3. Pada tahun 1982, MSA mendirikan Islamic Society of North America (Perhimpunan Islam Amerika Utara atau ISNA). ISNA merupakan organisasi Islam terbesar di Amerika Serikat yang berkantor pusat di Plainfield, Indiana. Kegiatan ISNA ini antara lain :
- Mengadakan pertemuan tahunan organisasi yang mampu menghadirkan 5000 peserta.
- Mengadakan ceramah dan diskusi tentang Islam dan umat Islam di Amerika.
- Mengadakan pameran buku, kaset-kaset, busana-busana islami, makanan halal, dan berbagai layanan perbankan Islam.
UMAT ISLAM KULIT HITAM
Kaum Muslim kulit hitam di Amerika Serikat
jumlahnya cukup besar. Pada tahun 1931 M, atas prakarsa Wallace Fard Muhammad
didirikanlah Organisasi Black Muslim (Kaum Muslim Kulit Hitam) di Detroit, yang
juga dikenal dengan sebutan Nation of Islam (NOI = Bangsa Islam).
Pada tahun 1934 M, Wallace Fard Muhammad
meninggalkan Amerika. Kemudian organisasi Black Muslim dipimpin oleh Elijah
Muhammad (1897 - 1975 M). Elijah adalah putra seorang pendeta Baptis di
Georgia, yang pergi ke Detroit untuk mencari kerja dan menjalin hubungan akrab
dengan Wallace F.M. Elijah Muhammad membuka markas besar organisasi Black
Muslim ini di Chicago.
Selama kepemimpinannya, organisasi ini
mengalami konsolidasi yang kukuh, dan tumbuh dengan pesat. Banyak tokoh-tokoh
yang masuk Islam, seperti Malcolm Little (Malcolm X), anak seorang pendeta
baptis dan seorang orator ulung, yang setelah menunaikan ibadah haji, namanya
diganti menjadi Al-Hajj Malik Al-Shabaz. Begitu pun dengan bekas juara tinju
kelas berat Cassius Clay, yang kemudian namanya diganti menjadi Muhammad Ali.
Pada masa kepemimpinan Elijah Muhammad, telah terbit “Muhammad Speaks” yang
kemudian diganti nama menjadi Bilalian News (Kabar Kaum Bilali atau Muslim
Kulit Hitam).
Elijah Muhammad meninggal dunia pada tanggal 25
Februari 1975. Adapun jasa-jasa Elijah Muhammad antara lain : Membangun
banyak masjid dan sekolah. Di bidang organisasi, ia telah meninggalkan jamaah
yang besar dan teratur. Di bidang ekonomi, ia telah mewariskan uang senilai
lebih kurang 80 juta dolar yang ditanam di berbagai perusahaan. Telah berhasil
mengangkat martabat kaum Muslim negro dalam bidang sosial, ekonomi, dan
pendidikan.
Adapun yang menggantikan Elijah Muhammad
sebagai imam ialah putranya, yang bernama Waris Deen Muhammad atau Warisuddin
Muhammad. Mengenai usaha-usaha yang telah dilakukan oleh Warissuddin Muhammad,
antara lain :
- Meningkatkan usaha dakwah Islam, yang tidak saja ditujukan kepada orang orang berkulit hitam, tapi kepada seluruh umat manusia, apa pun warna kulitnya.
- Meluruskan ajaran-ajaran yang kurang tepat yang telah diajarkan oleh para pendahulunya, dengan mengembalikannya kepada tuntunan AI-Qur’an dan Hadis. Ia berusaha memantapkan dua kalimat syahadat kepada para pengikutnya.
- Mendorong para pengikutnya untuk mengambil bagian dalam kehidupan sosial dan politik negara yang lebih luas.
- Mengubah nama Nation of Islam (NOI) menjadi World Community of Islam in the West (WCI = Komunitas Dunia Islam di Barat) pada tahun 1976 M. Ini dimaksudkan agar sasaran dan dakwah Islam lebih luas lagi. Selain itu, ia juga mempopulerkan sebutan Bilalian People atau Bilalian American sebagai pengganti da Black Muslim.
- Membentuk Majelis Imam (Council of Imam) pada tahun 1976. Majelis ini terdiri dari 6 orang. Setiap imam mengkoordinir kegiatan Islam di wilayahnya masing-masing, seperti pengumpulan dan penyaluran zakat, penyelenggaraan pendidikan, urusan dakwah, dan perdagangan.
- Membenahi tata tertib di dalam masjid, yaitu menyingkirkan kursi-kursi dalam masjid akibat pengaruh gereja, maka sejak Warisuddin menjadi imam, kursi-kursi itu ditiadakan. Demikian juga ia telah menghilangkan kebiasaan umat Islam kulit hitam yang suka berpuasa pada setiap bulan Desember, di mana Imam Warisuddin menegaskan bahwa kewajiban puasa bagi umat Islam itu harus seragam, yaitu pada setiap bulan Ramadhan.
- Mengganti nama “World Community in the West” menjadi “American Moslem Mission (AMM)” pada tanggal 30 April 1980. Perubahan ini dimaksudkan sebagai penegasan bahwa tugas pokok organisasi ini adalah dakwah (mission), sebagai organisasi bersifat nasional (bangsa Amerika), dan kaum Muslim Amerika menjadi bagian dari umat Islam dunia.
Usaha-usaha yang telah dilakukan oleh
Warisuddin Muhammad tersebut disambut baik oleh para pemimpin dunia Islam,
sehingga pada tahun 1978 M Warisuddin diundang untuk menghadiri Konferensi
Menteri Luar Negeri Negara-Negara Islam. Ia mendapat gelar “Mujaddid”, yang
artinya pembaharu.
Jumlah masjid di Amerika Serikat cukup banyak,
baik yang didirikan oleh kaum Muslim kulit hitam maupun oleh Muslim lainnya.
Masjid yang indah terlerak di Washington, yang dibangun pada tahun 1952.
Sedangkan masjid yang paling besar terlerak di Detroit, yakni Islamic Center
Detroit yang dibangun anrara tahun 1962 - 1968 oleh para jamaah, atas bantuan pemetintah
Saudi Arabia, Mesir, Iran, dan Libanon. Masjid tersebut dilengkapi dengan
perpustakaan yang berisi buku-buku Islam berbahasa Inggris.
Di Kanada jumlah umat Islam cukup banyak, hal
ini ditandai dengan terdapatnya masjid hampir di setiap kota besar. Bahkan
banyak bangunan lain yang dijadikan tempat ibadah. Masjid yang pertama dibangun
di Kanada, bahkan salah satu masjid tertua di Amerika Serikat, adalah Masjid
Ar-Rasyid di Edmonton Alberta, didirikan tahun 1931 M. Selain itu,
organisasi-organisasi Islam pun banyak terdapat di Kanada.
Demikian Materi Peradaban Islam Di Dunia semoga bermanfaat.
KESIMPULAN :
Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa Peradaban Islam di Dunia sangatlah memberikan kontribusi besar pada berbagai macam bidang keilmuan juga kemajuan teknologi. hal ini dapat dilihat dari berbagai periodisasi sejarah islam, seperti apa yang telah di sampaikan pada materi sebelumnya sesuai dengan pendapat para ahli yaitu Ada beberapa jenis pemetaan periode sejarah Islam, salah satunya adalah periodisasi menurut Harun Nasution. Menurut beliau, sejarah Islam dapat dibagi menjadi tiga periode besar, yaitu Periode Klasik (650-1250M), Periode Pertengahan (1250-1800 M), dan Periode Modern (1800 M-sekarang).