BLOG PELAJAR NUSANTARA -->

    Social Items

imam-pendidikan.blogspot.com
MATERI PRODUKSI PAKAN ALAMI SMK KELAS X


"Menerapkan kandungan nutrisi jenis-jenis pakan alami (Phytoplankton, zooplankton dan benthos)"


Pembaca yang budiman sebelum kita melangkah pada judul materi di atas, penulis mencoba sedikit mengingatkan kembali bagaimana pengertian, sejarah produksi atau budidaya pakan alami yang berkaitan erat dengan Materi Budidaya Ikan, Materi Kesehatan Biota Air, MateriDasar Dasar Budidaya Perairan juga Materi Pengelolaan Kualitas Air yang sebelumnya sudah pernah saya posh.


Baca Juga :

 

Mengenal Sejarah PAKAN ALAMI

Pada dekade tahun 1970, Artemia Reference Center (ARC) yaitu suatu lembaga pada State University of Ghent (Belgium) beberapa penelitinya terutama Dr, Sorgeloos, Dr. Persoone, dan Dr. Dumont telah mengembangkan artemia sebagai pakan alami yang digunakan untuk pakan Ikan dan udang budidaya pada air tawar, payau maupun air laut. Perkembangan selanjutnya, hasil produksi kista dan atau Cyst artemia dapat diawetkan dalam bentuk kaleng dan didistribusikan ke penjuru dunia.


Namun sebelum itu sejarah pakan alami di mulainya Perkembangan budidaya perikanan sejak 500 SM dilaksanakan di negeri China. Milne (1973) dan bukunya Fish and shellfish farming in coastal waters dinyatakan bahwa tesis pertama tentang aqua culture ditulis oleh Fan Lie pada tahun 475 SM. Perkembangan selanjutnya dari negeri Yunani dan Romawi dimana telah dilakukan kultur Oister dan usaha-usaha yang serupa dengan budidaya perikanan lainnya pada abad 500 SM, walaupun budidaya perikanan sudah lama dimulai namun perkembangannya masih lambat / ketinggalan jika dibandingkan dengan bidang pertanian karena bidang pertanian sudah ada 10000 tahun sebelum budidaya perikanan dimulai, meskipun kedua bidang tersebut masih bersifat konvensional.


PENGERTIAN PAKAN ALAMI

Pakan merupakan peristilahan yang digunakan dalam dunia perikanan yang mempunyai arti makanan. Sedangkan alami menurut arti katanya adalah sesuatu yang berasal dari alam.


Menurut Wikipedia yang dii sebut Pakan adalah makanan/asupan yang diberikan kepada hewan ternak (peliharaan).


Di lihat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahwa pengertian Produksi itu sendiri adalah proses mengeluarkan hasil; penghasilan.


Jadi Produksi Pakan Alami adalah ilmu yang mempelajari tentang usaha penyediaan pakan alami baik dari jenis mikro alga dan makro alga secara laboratorium, semi massal dan massal untuk kelangsungan produksi budidaya perairan.


Dengan demikian budidaya pakan alami didefinisikan sebagai suatu kegiatan produksi, prosesing dan pemasaran organisme pakan hidup dari suatu sistem perairan yang dapat dimanfaatkan untuk pakan kultivan dalam kegiatan budidaya perikanan. Sedangkan sebagai batasan aspek pokok bahasan yang dipelajari didalam budidaya pakan alami ini adalah jenis-jenis dari golongan fitoplankton, zooplankton, anelida, ikan, dan beberapa larva yang bersifat planktonik seperti dari larva bivalve. Dalam cakupan bahasan dalam mata kuliah budidaya pakan alami disini difokuskan kepada dari golongan fitoplankton (mikroalgae) dan zooplankton (rotifer, artemia, daphnia dan Moina).


JENIS DAN MANFAAT PAKAN ALAMI

Pakan alami merupakan salah satu jenis pakan ikan hias dan ikan konsumsi air tawar, payau dan laut. Pakan alami adalah pakan yang disediakan secara alami dari alam dan ketersediaannya dapat dibudidayakan oleh manusia

Adapun berdasarkan manfaat dan penggunaannya, pakan alami dapat digolongkan sebagai berikut :

  1. Pakan alami yang digunakan untuk organisme-organisme kultivan yang lebih tinggi dari strata food chain (jenis fitoplankton dimakan jenis zooplankton, benthos, dan larva ikan)
  2. Pakan alami yang digunakan bagi ikan untuk tujuan budidaya.
  3. Pakan alami yang digunakan bagi ikan untuk tujuan penangkapan
  4. Pakan alami yang digunakan bagi ikan untuk tujuan rekreasi dan hiasan.
  5. Pakan alami yang digunakan bagi biota-biota non ikan untuk tujuan perhiasan ( seperti untuk budidaya kerang mutiara).
  6. Pakan alami yang digunakan untuk obat-obatan dan kosmetika


Agar dapat membudidayakan pakan alami maka harus dikuasai teknik budidayanya yang didasarkan pada pengetahuan aspek biologi dan kimianya yang mencakup: morfologi, tahapan stadia perkembangbiakkannya, daur hidup dan habitat, kecepatan dan tingkat pertumbuhan, kebiasaan dan cara makan atau unsur hara yang dibutuhkan untuk hidup dan pertumbuhan serta nilai gizi pakan alami.


Berdasarkan media tumbuhnya pakan alami dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu pakan alami air tawar dan pakan alami air laut. Jenis pakan alami air tawar yang sudah banyak dibudidayakan secara massal antara lain adalah Moina, Daphnia, Brachionus, Tubifex.


Sedangkan pakan alami yang dapat dibudidayakan untuk kebutuhan larva ikan air tawar/payau/laut dan ikan hias dan banyak terdapat dialam dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu phytoplankton, zooplankton dan benthos.


1. Phytoplankton 
adalah organisme air yang melayang-layang mengikuti pergerakan air dan berupa jasad nabati. Dalam siklus hidupnya phytoplankton melakukan proses fotosintesa dan berukuran kecil yaitu terdiri dari satu sel atau beberapa sel. Bentuk phytoplankton antara lain : oval, bulat dan seperti benang.

Phytoplankton biasanya hanya dapat dijumpai pada lapisan permukaan saja karena untuk hidup dan berkembangbiak membutuhkan cahaya sinar matahari yang cukup untuk melakukan fotosintesis.

Phytoplankton yang hidup di dalam perairan ini akan memberikan warna yang khas pada perairan tersebut seperti berwarna hijau, biru atau coklat. Hal ini dikarenakan didalam tubuh phytoplankton terdapat zat warna atau pigmen. Zat warna atau pigmen ini dapat diklasifikasikan yaitu :

  • Warna biru (Fikosianin)
  • Warna hijau (Klorofil)
  • Warna pirang (Fikosantin)
  • Warna merah (Fikoeritrin)
  • Warna kuning (Xantofil)
  • Warna keemasan (Karoten)


2. Zooplankton 
yaitu organisma air yang melayang-layang mengikuti pergerakan air dan berupa jasad hewani.

Jenis zooplankton yang biasa digunakan sebagai makanan larva atau benih ikan/udang/ikan hias dan sudah dapat dibudidayakan adalah :

  • Rotifera, yaitu Brachionus sp.
  • Brachiopoda, yaitu Artemia salina
  • Cladocera, yaitu Moina sp. Dan Daphnia
  • Infosaria, yaitu Paramecium sp.


3. Benthos 
adalah organisma air yang hidupnya di dasar perairan. Benthos yang biasa dimanfaatkan dan dapat dibudidayakan sebagai makanan ikan antara lain adalah cacing rambut atau Tubifex dan larva Chironomus sp.

Ciri-ciri benthos secara umum antara lain adalah :
  • Berwarna merah darah karena banyak mengandung haemoglobin.
  • Berbentuk seperti benang yang bersegmen-segmen.


Pakan alami sangat cocok untuk benih ikan/udang dan ikan hias karena pakan alami sangat mudah dicerna didalam tubuh benih ikan/udang dan ikan hias. 

Selain itu ada beberapa alasan mengapa pemakaian pakan alami dalam usaha budidaya ikan selalu ada antara lain adalah:

  • Kandungan nutrisi yang tinggi dan sesuai bagi larva ikan serta dapat ditingkatkan kandungan gizinya melalui pengayaan (enrichment).
  • Toleransi hidup terhadap lingkungan yang tinggi.
  • Laju reproduksi tinggi (misalnya: 0,7 – 1,4 kali/rotifera/hari).
  • Dapat diproduksi secara massal dengan melakukan budidaya intensif.
  • Ukuran tubuh pakan alami umunya kecil sehingga sesuai dengan ukuran bukaan mulut larva ikan konsumsi dan ikan hias.
  • Mobilitas rendah artinya pakan alami ini memiliki gerakan yang lambat sehingga menarik perhatian dan memudahkan larva untuk menangkapnya.
  • Autolisis artinya pakan alami ini mengandung enzim-enzim pencernaan yang memudahkan larva dalam mencerna makanannya.
  • Tingkat pencemaran terhadap kualitas air dalam wadah budidaya rendah.


Demikian Materi Produksi Pakan Alami yang dapat saya paparkan.

Untuk lebih lengkapnya penulis telah menyediakan file Materi Produksi Pakan Alami dalam bentuk pdf yang di ambil dari Buku Paket Produksi Pakan Alami (Kurikulum 2013) Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di bawah ini.

Selamat Membaca, semoga menjadi ladang amal bagi penulis buku ini, buat saya dan semua pembaca blog ini,....


KESIMPULAN :

Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta hubungan antara bidang budidaya pakan alami dengan ilmu perikanan secara umum adalah sangat erat. Untuk mendorong teknologi budidaya pakan alami agar berkembang didalam memenuhi peran dan fungsinya diperlukan dukungan penguasaan disiplin ilmu antara lain, biologi umum, ekologi perairan, planktonologi, mikrobiologi, limnologi, oceanografi, fisiologi organisme air, dasar-dasar akuakultur, larvanologi, ilmu nutrisi dan manajemen budidaya air tawar, payau, maupun laut. Sedanbgkan ilmu pengetahuan sebagai pendukung kesuksesan usaha produksi pakan alami ini diperlukan semua yang terkait terutama dengan penyediaan sarana dan prasarana budidayanya.

MATERI PRODUKSI PAKAN ALAMI_SMK_X

imam-pendidikan.blogspot.com

MATERI PENGELOLAAN KUALITAS AIR 2 KELAS X


Kesesuaian Kualitas Air Pada Budidaya Perairan


Baca Juga :


Pembaca yang budiman sebelum kita melangkah pada judul materi di atas, penulis mencoba sedikit mengingatkan kembali bagaimana pengertian pengelolaan kualitas air dalam budidaya ikan. Dalam pembahasanya materi ini sebenarnya sangat berkaitan erat dengan Materi Kesehatan Biota Air serta bagaimana memahami Materi Dasar Dasar Budidaya Perairan juga materi materi lain yang berkaitan dengan Materi Budidaya Ikan.


Menurut Acehpedia (2010), kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna). Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemaliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjamin agar kondisi air tetap dalam kondisi alamiahnya.


Kualitas Air itu sendiri menurut Wikipedia adalah suatu ukuran kondisi air dilihat dari karakteristik fisik, kimiawi, dan biologisnya. 


Sedangkan Pengelolaan kualitas air adalah ilmu yang mempelajari tentang upaya mengontrol kualitas air sehingga agar tercapai kualitas air kondisi yang diinginkan sesuai dengan peruntukannya, serta untuk menjamin agar kualitas air tetap dalam kondisi alamiahnya. 


Dalam kegiatan budidaya perairan, yang dimaksud dengan yang termasuk dalam pengelolaan kualitas air meliputi program kegiatan yang mengarahkan perairan budidaya pada keseimbangan ekosistem perairan dalam suatu wadah yang terbatas, agar tercipta suatu kondisi perairan yang menyerupai habitat alami biota air yang dibudidayakan, baik dari segi sifat, tingkah laku, maupun secara ekologinya.


Secara alami air banyak mengandung bikarbonat (HCO3ˉ) yaitu;

  1. Hasil ionisasi asam karbonat (H2CO3), bila perairan jenuh akan CO2.
  2. Selain itu CO2 dapat bereaksi dengan bebatuan juga menghasilkan bikarbonat (HCO3ˉ).


Pada air yang jenuh dengan CO2 maka keseimbangan kimia terjadi sebagai berikut:

(a) H2O + CO2 H2CO3   ⃡ H+ + HCO3ˉ

(b) 2HCO3ˉ  ⃡  CO2 + CO3= + H2O

(c) CO3= + H2O  ⃡ HCO3ˉ + OHˉ

 

Pada air yang mengandung zat kapur (CaCO3) maka keseimbangan kimia terjadi sebagai berikut:

(a) CaCO3 + CO2 + H2O  ⃡ Ca++ + 2 HCO3ˉ

(b) 2HCO3ˉ  ⃡ CO2 + CO3= + H2O

(c) Ca++ + CO3=   ⃡ CaCO3


Menurut O-fish (2010), ada lima syarat utama kualitas air yang baik untuk kehidupan ikan :

  1. Rendah kadar amonia dan nitrit
  2. Bersih secara kimiawi
  3. Memiliki pH, kesadahan, dan temperatur yang memadai
  4. Rendah kadar cemaran organik
  5. Stabil

Apabila persyaratan tersebut diatas dapat dijaga dan dipelihara dengan baik, maka ikan yang dipelihara mampu memelihara dirinya sendiri, terbebas dari berbagai penyakit, dan dapat berkembang biak dengan baik.


Adapun parameter kualitas air yang sangat berpengaruh dalam kehidupan ikan dan udang antara lain adalah sebagai berikut :

  1. Suhu 
  2. Dissolved Oxygen (DO)
  3. pH
  4. Alkalinitas
  5. Kesadahan
  6. Amonia
  7. Nitrit (NO2ˉ) dan Nitrat (NO3ˉ)
  8. Hidrogen Sulfida (H2S)
  9. Plankton
  10. Salinitas

Penjelasan mengenai parameter kualitas air  ( lihat : file pdf. di bagian bawah yang di sediakan penulis )


Demikian ulasan sedikit terkait materi pada judul di atas,..

Naah,,Pembaca yang budiman di bawah ini adalah uraian lebih lengkap tentang materi pengelolaan kualitas air yang dapat penulis bagikan dalam bentuk pdf. yang di ambil dari buku Paket Keahlian Pengelolaan Kualitas Air ( Kurikulum 2013 ) Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia


Selamat Membaca, semoga menjadi ladang amal bagi penulis buku ini, buat saya dan semua pembaca blog ini,....


KESIMPULAN :
Dari uraian di atas penulis dapat meyimpulkan bahwa suhu air yang ideal bagi biota air yang dibudidayakan sebaiknya adalah tidak terjadi perbedaan suhu yang sangat mencolok antara siang dan malam (tidak lebih dari 5oC). Pada perairan yang tergenang yang mempunyai kedalaman minimal 1,5 meter biasanya akan terjadi pelapisan (stratifikasi) suhu. Pelapisan ini terjadi karena suhu permukaan air lebih tinggi dibanding dengan suhu air dibagian bawahnya. Strasifikasi suhu terjadi karena masuknya panas dari cahaya matahari kedalam kolam air yang mengakibatkan terjadinya gradien suhu yang vertikal. Pada kolam yang kedalaman airnya kurang dari dua meter biasanya terjadi strasifikasi suhu yang tidak stabil. Oleh karena itu bagi para pembudidaya ikan yang melakukan kegiatan budidaya ikan kedalaman air tidak boleh lebih dari 2 meter.

MATERI PENGELOLAAN KUALITAS AIR_SMK_X

imam-pendidikan.blogspot.com

BUKU KESEHATAN BIOTA AIR SMK KELAS X

Hubungan Antara Lingkungan, Komoditas Dan Penyakit Pada Budidaya Perairan.


Baca Juga :

Pembaca yang budiman, di bawah ini adalah sedikit uraian materi yang berkaitan dengan judul di atas yang di ambil dari buku Buku kesehatan Biota Air (Kurikulum 2013) Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (lihat sampul buku pada gambar 1)
imam-pendidikan.blogspot.com
(Gambar 1 : Kesehatan Biota Air)

Kesehatan biota air adalah ilmu yang mempelajari tentang kondisi ikan dilihat dari semua aspek, yang meliputi; struktur hubungan antara lingkungan, biota air dan penyakit pada kegiatan budidaya perairan, pengertian tentang kesehatan biota air, terminologi, kaitan penyakit ikan dengan usaha perikanan dan kesehatan masyarakat, jenis-jenis penyakit yang menyerang, identifikasi jenis hama dan penyakit yang menyerang.

Baca Juga :


Perairan merupakan suatu lingkungan hidup bagi biota air seperti ikan, serangga air, siput air, hewan renik, tumbuhan air, tumbuhan renik dan lain-lain. Pada lingkungan hidup ini akan terjadi interaksi antara biota (biotik) yang ada dengan lingkungan air (abiotik) sebagai media hidupnya, serta interaksi diantara biota air itu sendiri untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sehingga interaksi ini membentuk suatu sistem lingkungan hidup yang berubah-ubah. Akan tetapi sistem lingkungan hidup ini tetap menuju suatu keseimbangan yang konstan. Kecuali bila ada gangguan maka sistem lingkungan hidup berubah menuju keseimbangan yang baru. Perubahan sistem lingkungan hidup dapat diakibatkan antara lain oleh bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi maupun pencemaran oleh kegiatan industri dan masyarakat.

Usaha pengendalian kerusakan sungai dan kebijakan pengelolaannya mengharuskan pemantauan kualitas sungai. Pemantauan ini umumnya dilakukan dengan menggunakan parameter fisik atau kimia. Akhir-akhir ini pemantauan dengan biota lebih diperhatikan, mengingat biota lebih tegas dalam mengekspresikan kerusakan sungai, karena biota terpengaruh langsung dalam jangka panjang, sedang sifat-sifat fisik dan kimia cenderung menginformasikan keadaan sungai pada waktu pengukuran saja.


Pencemaran dapat mengubah struktur ekosistem dan mengurangi jumlah spesies dalam suatu komunitas, sehingga keragamannya berkurang. Dengan demikian indeks diversitas ekosistem yang tercemar selalu lebih kecil dari pada ekosistem alami. Diversitas di suatu perairan biasanya dinyatakan dalam jumlah spesies yang terdapat di tempat tersebut. Semakin besar jumlah spesies akan semakin besar pula diversitasnya. Hubungan antara jumlah spesies dengan jumlah individu dapat dinyatakan dalam bentuk indeks diversitas. Perubahan kualitas air di sungai menyebabkan perubahan komposisi komunitas makrozoobentos. Untuk itu diperlukan suatu upaya pemantauan mengenai status kualitas sungai dengan menggunakan biota air.


Kebutuhan hewan air untuk metabolisme didalam tubuhnya adalah dengan mendapatkan makanan yang sesuai, sedangkan bagi tumbuhan air adalah bagaimana mendapatkan unsur hara untuk kelangsungan hidupnya. Dari kebutuhan hidup bagi biota air tersebut akan membentuk suatu hubungan diantara biota air (simbiosis) yang berbeda-beda antara lain:

  1. Parasitisme, yaitu biota air yang bersifat parasit dengan cara menghisap cairan tubuh biota air lain (inang) untuk kehidupannya. Biota air ini sangat merugikan bagi inangnya seperti ikan dan udang yang dibudidayakan.
  2. Mutualisme, yaitu biota air yang bersifat saling menguntungkan dengan biota air lainnya. 
  3. Komensalisme, yaitu biota air yang bersifat menguntungkan sebelah pihak, sedang biota lain tidak terpengaruh.
  4. Pemangsaan, yaitu biota air yang bersifat carnivore dengan memangsa biota air lainnya yang beukuran tubuh lebih kecil.

Di samping itu biota ramah lingkungan, murah, cepat dan mudah diinterpretasi. Selain itu pengukuran secara fisika atau kimia memiliki keterbatasan diantaranya :

  1. Kurang praktis dan kurang sensitive untuk memantau semua variable yang mempengaruhi kehidupan seungai.
  2. Tidak bisa memantau kosentrasi polutan yang sangat rendah, akan tetapi telah mempengaruhi kehidupan organisme di dalamnya.


Perubahan lingkungan air yang kurang baik dapat disebabkan terganggunya keseimbangan penguraian bahan organik oleh decomposer (biota pengurai) maupun adanya masukkan dari luar lingkungan air tersebut.


Penyakit akibat lingkungan pada ikan dan udang masih sering terjadi. Penyakit ini berdasarkan pada penyebabnya dibedakan menjadi 2 golongan yaitu yang disebabkan oleh faktor abiotik dan biotik.

 

Faktor Abiotik

1. Suhu/temperatur

Selain suhu yang tinggi pada daerah tropis, masalah yang sering ditemukan adalah masalah perubahan suhu yang terlalu ekstrim akibat pengaruh musim, misalnya musim hujan. Suhu rendah akan menyebabkan kecepatan metabolisme turun sehingga nafsu makan ikan dan udang jadi menurun.

 

Suhu dingin dibawah suhu optimum akan berpengaruh pada penekanan kekebalan pada ikan dan udang. Suhu optimum tersebut akan berbeda bagi masing-masing jenis ikan hias.

 

2. pH

pH air yang dibutuhkan oleh ikan akan bervariasi tergantung pada jenis ikan tersebut. Pada umunya ikan dan udang akan toleran terhadap range pH tertentu, misalnya untuk ikan hias jenis Koi dan koki range pH nya antara 6,2 sampai 9,2. pH air yang ekstrim dibawah atau diatas pH optimum akan mengakibatkan gangguan pada kesehatan ikan dan udang. pH optimum akan bervariasi tergantung pada jenis ikan dan udang. Efek langsung dari pH rendah dan pH yang terlalu tinggi pada umumnya adalah berupa kerusakan sel epitel, baik kulit maupun insang, hal ini akan mengganggu pada proses penyerapan oksigen terutama bagi ikan dan udang yang bernafas dengan menggunakan insang.

 

3. Kesadahan

Kesadahan pada lingkungan pembudidaya ikan hias dikenal dengan istilah air lunak dan air keras. Nilai kesadahan pada air biasanya ditentukan dengan kandungan kalsium karbonat atau magnesium.


Tingkatan nilai kesadahan untuk air dapat dibedakan menjadi air yang lunak (kesadahan rendah), air yang sedang, dan air yang keras atau kesadahan tinggi dan sangat keras. Tiap jenis ikan dan udang terutama ikan hias memerlukan kesadahan air yang tidak sama. Ikan neon tetra misalnya memerlukan kesadahan air yang rendah apabila dibandingkan dengan ikan hias dari golongan siklid. Sehingga bila ikan berada pada kondisi kesadahan yang tidak sesuai dapat menyebabkan gangguan pada fisiologis ikan yang menyebabkan ikan mudah terserang penyakit.

 

4. Bahan Cemaran

Bahan cemaran biasanya berasal dari sumber air yang digunakan pada suatu usaha budidaya ikan dan udang, terutama yang menggunakan sumber air dari sungai atau perairan umum lainnya.

 

Cemaran bisa berasal dari limbah domestik maupun limbah industri. Bahan cemaran dapat berupa bahan beracun dan logam berat. Bahan cemaran tersebut secara langsung dapat mematikan atau dapat juga melemahkan ikan dan udang. Pada cemaran konsentrasi rendah yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama akan menimbulkan efek yang tidak mematikan ikan dan udang tetapi mengganggu proses kehidupan ikan (sublethal) hal ini akan mengganggu kesehatan ikan dan udang. Pada kondisi demikian ikan dan udang akan mudah terinfeksi oleh segala macam penyakit-penyakit misalnya penyakit akibat infeksi jamur dan bakteri.

 

Faktor Biotik

Algae yang menutupi permukaan air akan mengganggu proses pernafasan ikan. Sedangkan algae yang tumbuh dalam air akan berpengaruh pada pergerakan ikan. Ikan akan terperangkap pada algae tersebut. Selain itu algae sel tunggal yang berupa filament akan masuk ke dalam lembar insang dan akan mengganggu pada proses pernafasan ikan dan udang, sehingga lama kelamaan ikan dan udang akan mengalami kekurangan oksigen. Beberapa algae yang tumbuh berlebih (blooming) akan berpengaruh pada pengurangan kandungan oksigen dalam air terutama pada waktu malam hari yaitu proses metabolisme algae. Selain itu akibat dari proses pembusukan algae yang mati dapat menimbulkan bahan beracun seperti amoniak. Beberapa algae akan bersifat racun bagi ikan misalnya dari jenis Mycrocystis aeruginosa. Protozoa merupakan zooplankton yang mempunyai pertumbuhan populasi yang bersamaan dengan adanya fitoplankton. Beberapa jenis protozoa seperti Euglena sp dapat meracuni ikan dan udang bila populasinya tinggi (blooming).

 

Akan tetapi beberapa jenis fitoplankton kelimpahan dan komposisinya disuatu perairan merupakan parameter biologi yang dapat dijadikan indikator untuk mengevaluasi kualitas dan tingkat kesuburan suatu perairan. Hal ini dikarenakan fitoplankton merupakan penyumbang oksigen dan sebagai sumber makanan bagi zooplankton. Pentingnya peranan fitoplankton sebagai pengikat awal energi matahari menjadikan fitoplankton berperan penting bagi kehidupan laut dan danau. Dengan demikian keberadaan fitoplankton dapat menjaga kestabilan lingkungan hidup suatu perairan.

 

Ikan memiliki morfologis dan fisiologis yang berbeda dengan hewan lain yaitu :

  1. Kulit ikan tidak mempunyai horny layer
  2. Tidak mempunyai kelenjar multiseluler dan sebaceous gland
  3. Pada sistem tulang dan tulang rawan berubah selama hidup ikan
  4. Osteoclast umumnya tidak terdapat pada ikan
  5. Mempunyai dark muscle di bagian lateral
  6. Osmoregulasi berbeda
  7. Fisiologis dipengaruhi oleh suhu lingkungan

 

Sehingga ikan memiliki daya tahan terhadap keseimbangan lingkungan yang berbeda dengan hewan lain. Pada kondisi normal ikan secara fisiologis terutama pada fungsi kekebalan tubuh akan memproduksi antibodi yang seimbang dengan daya serang dari parasite maupun bakteri yang ada pada lingkungannya. Keseimbangan ini akan menjaga ikan dan udang tetap tumbuh secara normal.

Udang memiliki morfologis dan fisiologis yang berbeda dengan ikan yaitu : 

  • Kulit udang dilapisi dengan khitin yang cukup keras
  • Memiliki hepatopankreas yang berfungsi untuk metabolisme dan menjaga kekebalan udang terhadap penyakit.
  • Bernafas dengan insang
  • Hidup didasar perairan
  • Fisiologis dipengaruhi oleh suhu lingkungan

 

Sehingga Udang memiliki daya tahan terhadap keseimbangan lingkungan yang berbeda dengan ikan.



Demikian sedikit uraian tentang materi judul di atas semoga bermanfaat.

Di bawah ini penulis menyediakan Buku Materi Biota Air dalam bentuk pdf. Selamat Membaca, semoga menjadi ladang amal bagi penulis buku ini, buat saya dan semua pembaca blog ini,....



KESIMPULAN : 
Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa pada lingkungan air sebagai media hidup biota air, sering terjadi perubahan-perubahan pada parameter kualitas air seperti derajat keasaman air ( pH - kandungan unsur H+ atau OH- ), kelarutan oksigen (O2), kandungan amoniak NH3, kandungan asam sulfida (H2S), suhu air dan lain-lain. Perubahan lingkungan air ini dapat mempengaruhi kehidupan biota air, terutama bagi biota air yang mempunyai daya toleransi terhadap perubahan parameter kualitas air yang sempit. Pengaruh bagi ikan dan udang dapat menyebabkan tekanan secara fisiologis (fungsi organ tubuh – seperti insang, jantung) yang kurang baik. Tekanan fisiologis dapat menyebabkan lemahnya kondisi ikan dan udang sehingga mudah diserang baik oleh parasit maupun bakteri. Pada kondisi tertentu perubahan parameter kualitas air dapat pula meyebabkan kematian bagi ikan dan udang, seperti rendahnya kandungan oksigen terlarut, tingginya kandungan amoniak dan asam sulfida.

MATERI KESEHATAN BIOTA AIR

imam-pendidikan.blogspot.com

DASAR DASAR BUDIDAYA PERAIRAN KELAS X SMK

Menganalisis Potensi Budidaya Perairan Berdasarkan Sumberdaya Alam, Ekonomi dan Sosial.


Baca Juga :


Pembaca yang budiman sebelum kita melangkah lebih jauh terkait materi pada judul di atas, alangkah baiknya kita sedikit mengulas pengertian budidaya itu sendiri.
Materi ini sebenarnya berkaitan erat dengan Materi Budidaya Ikan yang pernah saya posh sebelumnya.


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahwa pengertian Budidaya itu sendiri adalah usaha yang bermanfaat dan memberi hasil. Sedangkan menurut Wikipedia Budi Daya Ikan adalah salah satu bentuk budi daya perairan yang khusus membudidayakan ikan di tangki atau ruang tertutup, biasanya untuk menghasilkan bahan pangan, ikan hias, dan rekreasi (pemancingan).


Sumberdaya Perikanan dapat didefinisikan sebagai berikut :

Menurut UU Perikanan no. 31 th. 2004, Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.


Perikanan dapat diartikan juga semua kegiatan yang berkaitan dengan ikan, termasuk memproduksi ikan, baik melalui penangkapan maupun budidaya dan atau mengolahnya untuk memenuhi kebutuhan manusia akan pangan sumber protein dan non pangan.


Budidaya perairan merupakan kegiatan (aktivitas) untuk memproduksi biota (organisme) akuatik di lingkungan terkontrol dalam rangka mendapatkan keuntungan (profit). Budidaya perairan berasal dari bahasa Inggris aquaculture (aqua= perairan dan culture = budidaya). Oleh karena itu, budidaya perairan dapat didefinisikan menjadi campur tangan (upaya-upaya) manusia untuk meningkatkan produktivitas perairan melalui kegiatan budidaya. Kegiatan budidaya yang dimaksud adalah kegiatan pemeliharaan untuk memperbanyak (reproduction), menumbuhkan (growth), serta meningkatkan mutu biota akuatik sehingga diperoleh keuntungan. Organisme akuatik mencakup kelompok ikan (finfish) , udang ( crustacea ), hewan bercangkang (molusca), echinodermata, dan alga.


Budidaya perairan atau budidaya perikanan (akuakultur) didefinisikan sebagai upaya-upaya manusia untuk meningkatkan produktivitas perairan melalui kegiatan budidaya. Kegiatan budidaya itu adalah kegiatan pemeliharaan untuk memperbanyak (reproduksi), menumbuhkan (growth) serta meningkatkan mutu biota akuatik sehingga diperoleh keuntungan. Suatu perairan umum (laut, sungai, danau atau waduk) memiliki produktivitas (bobot biomassa biota persatuan volume air) alamiah tertentu dan dapat ditingkatkan puluhan hingga ribuan kali melalui kegiatan teknologi budidaya perairan (akuakultur). Ruang lingkup budidaya perairan (Akuakultur) dapat dibedakan berdasarkan kegiatan, spasial, zonasi darat dan laut dan posisi wadah budidaya perairan.


Tujuan Budidaya Perairan

Budidaya perairan (Akuakultur) adalah kegiatan untuk memproduksi biota (organisme ) akuatik dilingkungan terkontrol dalam rangka mendapat keuntungan (profit) sehingga disebut juga akuabisnis. Selain itu tujuan budidaya perairan juga mencakup :


1. Produksi Makanan Daging ikan

Daging ikan merupakan sumber protein hewani dan makanan sehat yang sangat dibutuhkan manusia, selain produk-produk peternakan seperti daging sapi, ayam, dan telur. Kebutuhan ikan dipenuhi melalui kegiatan penangkapan dan budidaya perairan. Produk perikanan tangkap umumnya berupa ikan segar, beku dan olahan (pengeringan, pengasinan, fillet, pengalengan, penepungan dan sebagainya).


2. Perbaikan Stok Ikan di Alam

Stock ikan di alam baik dilaut maupun perairan umum cenderung semakin berkurang. Pengurangan stok ikan di alam disebabkan oleh tingginya laju penangkapan dan kematian dibandingkan dengan rendahnya laju perkembangbiakan dan pertumbuhan. Laju penangkapan ikan meningkat disebabkan oleh tuntutan pemenuhan kebutuhan manusia yang meningkat sejalan dengan pertambahan populasi penduduk dunia. Laju kematian di alam juga meningkat sejalan dengan semakin memburuknya kualitas lingkungan. Memasuki abad ke-21, paradigma pembangunan perikanan tangkap dunia telah beralih, dari paradigma lama (penangkapan) ke paradigma baru yang lebih menekankan aspek pemanfaatan sumber daya hayati secara lestari dan berkelanjutan. Dalam paradigma baru tersebut, yang dinyatakan dalam Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF) atau kode tindak perikanan yang bertanggungjawab yang diprakasai oleh Organisasi Pangan Sedunia yakni FAO, disebutkan perlunya upaya-upaya peningkatan stok ikan di alam ( stok enhancement ) melalui kegiatan restocking. Sudah saatnya pada perairan laut yang mengalami overfishing dan perairan umum yang mengalami degradasi sumber daya ikan diberlakukan program restocking.


3. Produksi Ikan Untuk Rekreasi

Dewasa ini, kebutuhan manusia dalam hal rekreasi meningkat, terutama pada masyarakat perkotaan. Kegiatan rekreasi tersebut diantaranya adalah memancing (seperti : leisure fishing, sport fishing ) dan atraksi ikan dalam akuarium besar seperti di Taman Akuarium Air Tawar, Taman Mini Indonesia Indah, dan Sea World.


4. Produksi Ikan Umpan.

Ikan Bandeng (Chanos chanos ) merupakan contoh akuakultur untuk dijadikan umpan hidup dalam kegiatan penangkapan tuna. Bandeng dipilih sebagai umpan hidup karena warna tubuhnya keperak-perakkan sehingga menarik perhatian tuna. Oleh karena itu, akhir-akhir ini permintaan bandeng hidup sebagai umpan meningkat tajam sejalan dengan perkembangan usaha penangkapan tuna.


5. Produksi Ikan Hias

Kegiatan budidaya perairan juga ditujukan untuk menghasilkan ikan hias (ornamental fish ). Ikan hias diproduksi karena memiliki warna dan bentuk tubuh serta tingkah laku yang unik dan menarik sehingga memiliki nilai ekonomis. Nilai ekonomi ikan hias juga dipengaruhi oleh tingkat kesulitan pengembangbiakan (breeding) ikan ini.


6. Daur Ulang Bahan Organik

Beberapa ikan budidaya perairan dapat memanfaatkan bahan organik, baik secara langsung maupun tidak langsung Seperti ikan tilapia digunakan untuk mengurangi sedimen organik yang terdapat di waduk. Ikan tilapia tersebut mempunyai kemampuan mengkonsumsi bahan organik dan mengonversinya menjadi protein daging ikan yang bernilai.


7. Produksi Bahan Industri

Dampak dari industrialisasi dan globalisasi telah menyebabkan meningkatnya permintaan akan barang/produk kebutuhan hidup seperti pangan, sandang, papan dan kebutuhan sekunder atau tersier lainnya. Beberapa produk budidaya perairan kini telah menjadi bahan baku industri penting seperti industri pakan, obat-obatan atau farmasi, kosmetika, tekstil dan bahan kimia lainnya seperti industri cat, keramik, pasta gigi dan sebagainya. Rumput laut, patin, nila, dan fitoplankton chlorella merupakan contoh komoditas budidaya perairan yang telah menjadi bahan baku suatu industri.


Demikian ulasan sedikit terkait materi di atas,... 

Naah,..Pembaca yang budiman di bawah ini adalah uraian lengkap materi yang berkaitan dengan judul di atas yang di ambil dari Buku Dasar-Dasar Budidaya Perairan (Kurikulum 2013) Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 

Selamat Membaca, semoga menjadi ladang amal bagi penulis buku ini, buat saya dan semua pembaca blog ini.



KESIMPULAN :
Berdasarkan uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa sumber daya perikanan mencakup sumber daya air (sumber daya alam), sumber daya ikan, sumber daya manusia sebagai pelaku usaha perikanan (nelayan, pembudidaya ikan, dan pengolah hasil perikanan), dan sumber daya buatan (fasilitas perikanan dan teknologi). Sumberdaya alam dapat termanfaatkan dengan maksimal dan lestari bila memiliki sumberdaya manusia yang memiliki keahlian (skill) dan bertanggung jawab. Sumberdaya manusia tersebut terdiri dari pelaku usaha perikanan di Indonesia terdiri dari nelayan, pembudidaya ikan, pengolah hasil perikanan, dan seluruh pelaku yang terlibat dalam industri perikanan.

MATERI DASAR DASAR BUDIDAYA PERAIRAN 1_SMK_X

imam-pendidikan.blogspot.com
BOOK_MATERI BUDIDAYA IKAN KELAS X

Baca Juga :


Pembaca yang budiman sebelum kita melangkah lebih banyak tentang materi judul di atas, alangkah baiknya kita mengulas sedikit apa itu budidaya ?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahwa pengertian Budidaya itu sendiri adalah usaha yang bermanfaat dan memberi hasil. Sedangkan menurut Wikipedia bahwa Budi Daya Ikan adalah salah satu bentuk budi daya perairan yang khusus membudidayakan ikan di tangki atau ruang tertutup, biasanya untuk menghasilkan bahan pangan, ikan hias, dan rekreasi (pemancingan).


Budidaya ikan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting saat ini dan masa yang akan datang. Hal ini dikarenakan ikan merupakan salah satu jenis pangan yang sangat dibutuhkan oleh manusia yang mempunyai harga jual relatif murah dan mempunyai kandungan gizi yang lengkap. Dengan mengkonsumsi ikan maka kebutuhan gizi manusia akan terpenuhi. Oleh karena itu kemampuan sumberdaya manusia untuk memproduksi ikan budidaya sangat dibutuhkan. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk dan keterbatasan lahan budidaya selanjutnya, maka dibutuhkan suatu teknologi budidaya ikan pada lahan yang terbatas dan produktivitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan pangan. Dengan mempelajari buku teks ini diharapkan para pembaca dapat mengaplikasikan ilmu budidaya pada berbagai media dan teknologi budidaya.


Dengan melakukan budidaya ikan maka keberadaan ikan sebagai bahan pangan bagi masyarakat akan berkesinambungan dan tidak akan punah. Pada buku ini akan dibahas beberapa bab yang dapat digunakan sebagai dasar dalam melakukan budidaya ikan. Bab pertama berisi tentang wadah budidaya ikan, bab kedua berisi tentang media budidaya ikan, bab ketiga berisi tentang hama dan penyakit ikan, bab keempat berisi tentang nutrisi ikan, bab kelima berisi tentang teknologi pakan buatan, bab keenam berisi tentang teknologi pakan alami, bab ketujuh berisi tentang pengembangbiakan ikan dan bab kedelapan berisi tentang hama dan penyakit ikan. Sedangkan materi penunjang seperti pemasaran, analisa usaha budidaya ikan dan kesehatan dan keselamatan kerja terdapat pada bab terakhir.


Agar dapat membudidayakan ikan yang berasal dari perairan tawar, payau maupun laut ada beberapa hal yang harus dipahami antara lain adalah memahami jenis- jenis wadah dan media budidaya ikan, pengetahuan tentang nutrisi ikan dan jenis-jenis pakan alami yang meliputi tentang morfologi, biologi dan kebiasaan hidup. Selain itu pengetahuan teknis lainnya yang harus dipahami adalah tentang pengembangbiakan ikan mulai dari seleksi induk, teknik pemijahan ikan, proses pemeliharaannya sampai pemanenen ikan.


Dalam budidaya ikan sendiri setidaknya ada beberapa pengetahuan dan tahapan yang harus di lakukan untuk kesuksesan dalam berwirausaha budidaya ikan ini.

Beberapa pengetahuan dan tahapanya adalah sebagai berikut :

  • Jenis Ikan, setidaknya sebelum memulai budidaya ikan ini kita sudah menentukan jenis ikan apa yang akan di buddidayakan.
  • Wadah Budidaya Ikan, Pada tahap ini setidaknya memiliki pengetahuan tentang berbagai macam wadah yang dapat dipergunakan untuk melakukan kegiatan budidaya ikan, seperti kolam/tambak, bak, akuarium dan karamba jaring terapung. Selain itu juga harus tau tentang bagaimana konstruksi dari setiap wadah yang akan dipergunakan untuk melakukan kegiatan budidaya ikan yang sesuai dengan tingkat/level produksi yang diterapkan.
  • Media Budidaya Ikan, Pada tahap ini lingkungan perairan tempat ikan yang dibudidayakan tumbuh dan berkembang biasa disebut dengan media. Media yang dapat dipergunakan untuk melakukan kegiatan budidaya ikan ada beberapa persyaratan-persyaratan agar ikan dapat tumbuh dan berkembangbiak pada wadah yang terbatas tersebut.
  • Pengembangbiakan Ikan, Pada tahap ini Ikan yang akan dibudidayakan adalah ikan yang telah mengalami domestikasi dalam lingkungan budidaya. Domestikasi adalah pemindahan suatu organisme dari habitat lama ke habitat baru dalam hal ini manusia biasa memperoleh ikan dengan cara mengambil dari alam kemudian dipelihara dalam suatu lingkungan yang terbatas yaitu kolam pemeliharaan.
  • Nutrisi Ikan, Pada tahap ini mengkaji  tentang  nutrisi  ikan  sangat diperlukan untuk memahami kebutuhan ikan akan zat gizi yang dibutuhkan ikan agar tumbuh dan berkembang. Zat gizi yang dibutuhkan oleh ikan agar dapat tumbuh dan berkembang meliputi tentang kandungan protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral.
  • Teknologi Pakan Buatan, Pada tahap ini bagaimana cara menyusun formulasi pakan ikan dari yang sangat sederhana sampai teknologi komputer, bagaimana prosedur pembuatan pakan dari skala rumah tangga sampai pabrikasi, dan bagaimana melakukan pengelolaan terhadap pakan yang sangat membutuhkan keahlian tersendiri agar dalam melakukan suatu usaha budidaya ikan menguntungkan. Dimana kita tahu bahwa pakan buatan merupakan biaya operasional tertinggi kurang lebih 60% dari total biaya produksi, jika kita dapat mengelola dengan baik penggunaan pakan buatan dalam suatu uasaha budidaya ikan maka biaya pakan akan dapat dikurangi dan pertumbuhan ikan terjadi secara optimal sehingga keuntungan produksi meningkat.
  • Teknologi Pakan AlamiPada tahap ini setidaknya mengetahui tentang jenis-jenis pakan alami yang dapat digunakan dalam budidaya ikan, bagaimana melakukan budidaya berbagai jenis pakan alami yang dapat dikonsumsi oleh ikan terdiri dari phytoplankton, zooplankton dan bentos.
  • Hama dan Penyakit IkanPenyebab utama terjadinya kegagalan produksi ikan budidaya biasanya disebabkan oleh karena adanya hama dan penyakit yang menyerang dalam wadah budidaya ikan. Karena ikan yang sakit tidak akan mengalami pertumbuhan berat badan yang optimal dan hal ini sangat merugikan bagi para pembudidaya. Agar tidak terjadi serangan hama dan penyakit ikan dalam wadah budidaya maka sebelum dilakukan kegiatan budidaya harus dilakukan treatment pada wadah yang akan digunakan seperti membersihkan wadah budidaya, penggunaan air yang baik secara kualitas dan kuantitas, peralatan yang akan digunakan sudah di bersihkan.
  • Pemasaran, pada tahap akhir pemasaran hasil perikanan, perencanaan dan target penjualan, estimasi harga jual, sistem penjualan dan strategi promosi. Dengan mempelajari materi pemasaran ini diharapkan pembaca dapat memahami tentang pemasaran hasil produksi budidaya ikan.


Demikian ulasan terkait materi judul di atas. Naah,...di bawah ini adalah sedikit uraian materi yang di ambil dari buku Budidaya Ikan _Jilid 1 (Kurikulum 2013) Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.


Selamat Membaca, semoga menjadi ladang amal bagi penulis buku ini, buat saya dan semua pembaca blog ini,....


KESIMPULAN :

Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa budidaya ikan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting saat ini dan masa yang akan datang. Hal ini dikarenakan ikan merupakan salah satu jenis pangan yang sangat dibutuhkan oleh manusia yang mempunyai harga jual relatif murah dan mempunyai kandungan gizi yang lengkap. Dengan mengkonsumsi ikan maka kebutuhan gizi manusia akan terpenuhi. Oleh karena itu kemampuan sumberdaya manusia untuk memproduksi ikan budidaya sangat dibutuhkan. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk dan keterbatasan lahan budidaya selanjutnya, maka dibutuhkan suatu teknologi budidaya ikan pada lahan yang terbatas dan produktivitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan pangan. Dengan mempelajari buku teks ini diharapkan para pembaca dapat mengaplikasikan ilmu budidaya pada berbagai media dan teknologi budidaya.


MATERI BUDIDAYA IKAN_X_SMK

Subscribe Our Newsletter