MATERI SYAJA'AH (Berani) - BLOG PELAJAR NUSANTARA -->

    Social Items

imam-pendidikan.blogspot.com
MATERI KELAS XI  BAB 5 SYAJA'AH


Baca Juga :


Pada dasarnya Islam sangatlah detil dalam menyikapi berbagai masalah, banyak kebaikan, metode, sifat, serta ahlak untuk dapat di pelajari sehingga menambah pengetahuan, wawasan ke-islam-an kita. mempelajari sifat-sifat yang diajarkan oleh baginda Nabi Muhammad Saw merupakan hal yang sangat penting. salah satunya adalah tujuan dari mempelajari sifat seperti syaja’ah ini tidak lain supaya bisa mengaplikasikan sikap kita yang baik dan buruk untuk kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.


Pembaca yang budiman, anda yang penasaran apa itu syaja’ah, pengertian, dalil, sifat dan macam nya, hikmah, serta contoh penerapan syaja’ah dalam kehidupan sehari-hari, silahkan lihat dan baca uraian singkat Materi Syaja’ah dibawah ini:


Pengertian SYAJA'AH

Menurut bahasa Syaja'ah merupakan bahasa Arab yang berasal dari syaju'a-yasju'u-syaja'atan (شجع - يشجع - شجاعة) yang artinya berani. Sedangkan secara etimologi kata al-syaja’ah berarti berani, antonimnya ( Lawan Kata) adalah al-jubn yang berarti pengecut


Sedangkan pengertian syaja’ah menurut kamus bahasa Arab yaitu memiliki arti keberanian atau keperwiraan.


Secara istilah pengertian Syaja'ah adalah keteguhan hati, kekuatan pendirian, untuk membela dan mempertahankan kebenaran secara jantan dan terpuji.


Sebagai seorang muslim yang bertakwa tentunya haruslah memiliki sifat syaja’ah atau berani untuk membela dan mempertahankan yang benar secara bijaksana bukan menjadi muslim yang penakut. Karena di dalam agama Islam sendiri tidak menyukai orang-orang yang pengecut yang tidak berani mempertahankan dan membela yang benar.


Dari kalimat di atas kita bisa memetik sebuah hadist Nabi Muhammad SAW beliau bersabda “Berkatalah yang benar sekalipun itu pahit”. (H.R. Imam Ibnu Hibban RH)


Maka makna dari hadits di atas adalah kita dianjurkan untuk berani berkata yang benar walaupun itu sangat berat dan menyakitkan karena setiap memperjuangkan kebenaran tentunya akan banyak rintangan yang akan dihadapi oleh sebab itu kita dianjurkan memiliki sifat syaja’ah.


Dalil Naqli tentang Syaja'ah

Dalil naqli adalah dalil yang dinukil (diambil/bersumber) dari Al-Quran dan Al-Hadits (As-Sunnah). Banyak ayat-ayat Al-Quran yang memerintahkan untuk bersifat Syaja'ah. Diantaranya adalah dalam QS. Ali Imron: 139

imam-pendidikan.blogspot.com

Artinya : "Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman." (QS. Ali Imron 3: 139) 


Macam-Macam Syaja'ah. 

Syaja’ah dapat dibagi menjadi dua macam: 

1) Syaja’ah harbiyyah, yaitu keberanian yang kelihatan atau tampak, misalnya keberanian dalam medan tempur di waktu perang. 

2) Syaja’ah nafsiyyah, yaitu keberanian menghadapi bahaya atau penderitaan dan menegakkan kebenaran.


Tanda Seorang Muslim Memiliki Sifat Syaja'ah

Beberapa bentuk Syaja'ah yang disebutkan oleh Al-Quran:


1Syaja'ah (berani) menghadapi musuh dalam peperangan (jihad fi sabilillah)

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para shahabatnya telah memberikan contoh syaja'ah dalam jihad fi sabilillah. Diantaranya keberanian yang diperlihatkan ketika perang Badar. Dengan kekuatan 300 orang, mereka dengan ikhlas dan gagah berani menghadapi kekuatan kafir Quraisy yang jumlahnya tiga kali lipat (kurang lebih 1000 orang). Dengan izin Allah, kaum muslimin memperoleh kemenangan gilang gemilang.


2. Syaja'ah (berani) menyatakan kebenaran (kalimatu al-Haq)

"Qulil haqqa walau kaana murran" (Katakanlah yang benar/haq, meskipun pahit (akibatnya)!. Kita harus sentiasa berani dalam mengatakan kebenaran, meskipun di hadapan penguasa zhalim. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ 

"Jihad yang paling afdhal adalah memperjuangkan keadilan di hadapan penguasa yang zhalim" (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)


Dalam mengatakan kebenaran membutuhkan sikap amar ma'ruf nahyi munkar. Amar ma'ruf artinya perintah kepada kebaikan dan nahyi munkar artinya melarang/mencegah keburukan. (Amar ma'ruf nahyi munkar: memerintah kepada kebaikan dan mencegah/melarang berbuat keburukan)


Amar ma'ruf nahyi munkar merupakan cita-cita dan nilai luhur dari umat manusia. Apabila tidak ada amar ma'ruf nahyi munkar maka tidak akan ada ketaatan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Apabila tidak ada ketaatan kepada Allah T'ala maka azab Allah akan datang menghampiri. Jika tidak taat kepada Allah masih aman-aman saja tida ada adzab, maka mereka sedang diberi istidraj (dilulu). Diberikan kenikmatan, justru biar semakin jauh dari Allah.


3. Syaja'ah (berani) untuk mengendalikan diri ketika marah

Dalam sebuah hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim (Muttafaq 'alaih) diriwayatkan:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الغَضَبِ». متفق عليه 

Artinya: “Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah bersabda: "Bukanlah yang dinamakan pemberani itu orang yang kuat bergulat. Sesungguhnya pemberani itu adalah orang yang sanggup menguasai dirinya di waktu marah". (Muttafaq 'alaihi)


Sumber Sifat Syaja'ah

Ada tujuh faktor yang menyebabkan seseorang memiliki keberanian:

Rasa takut kepada Allah

Lebih mencintai akhirat daripada Dunia

Tidak takut mati

Tidak ragu-ragu

Tidak menomorsatukan kekuatan materi

Tawakkal dan yakin akan pertolongan Allah

Hasil Pendidikan


KESIMPULAN dan HIKMAH 

Dalam ajaran agama Islam sifat perwira ini sangat di anjurkan untuk di miliki setiap muslim, sebab selain merupakan sifat terpuji juga dapat mendatangkan berbagai kebaikan bagi kehidupan beragama berbangsa dan bernegara. Syaja’ah (perwira) akan menimbulkan hikmah dalam bentuk sifat mulia, cepat, tanggap, perkasa, memaafkan, tangguh, menahan amarah, tenang, mencintai. Akan tetapi apabila seorang terlalu dominan keberaniannya, apabila tidak dikontrol dengan kecerdasan dan keikhlasan akan dapat memunculkan sifat ceroboh, takabur, meremehkan orang lain, unggul-unggulan, ujub. Sebaliknya jika seorang mukmin kurang syaja’ah, maka akan dapat memunculkan sifat rendah diri, cemas, kecewa, kecil hati dan sebagainya.

MATERI SYAJA'AH (Berani)

imam-pendidikan.blogspot.com
MATERI KELAS XI  BAB 5 SYAJA'AH


Baca Juga :


Pada dasarnya Islam sangatlah detil dalam menyikapi berbagai masalah, banyak kebaikan, metode, sifat, serta ahlak untuk dapat di pelajari sehingga menambah pengetahuan, wawasan ke-islam-an kita. mempelajari sifat-sifat yang diajarkan oleh baginda Nabi Muhammad Saw merupakan hal yang sangat penting. salah satunya adalah tujuan dari mempelajari sifat seperti syaja’ah ini tidak lain supaya bisa mengaplikasikan sikap kita yang baik dan buruk untuk kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.


Pembaca yang budiman, anda yang penasaran apa itu syaja’ah, pengertian, dalil, sifat dan macam nya, hikmah, serta contoh penerapan syaja’ah dalam kehidupan sehari-hari, silahkan lihat dan baca uraian singkat Materi Syaja’ah dibawah ini:


Pengertian SYAJA'AH

Menurut bahasa Syaja'ah merupakan bahasa Arab yang berasal dari syaju'a-yasju'u-syaja'atan (شجع - يشجع - شجاعة) yang artinya berani. Sedangkan secara etimologi kata al-syaja’ah berarti berani, antonimnya ( Lawan Kata) adalah al-jubn yang berarti pengecut


Sedangkan pengertian syaja’ah menurut kamus bahasa Arab yaitu memiliki arti keberanian atau keperwiraan.


Secara istilah pengertian Syaja'ah adalah keteguhan hati, kekuatan pendirian, untuk membela dan mempertahankan kebenaran secara jantan dan terpuji.


Sebagai seorang muslim yang bertakwa tentunya haruslah memiliki sifat syaja’ah atau berani untuk membela dan mempertahankan yang benar secara bijaksana bukan menjadi muslim yang penakut. Karena di dalam agama Islam sendiri tidak menyukai orang-orang yang pengecut yang tidak berani mempertahankan dan membela yang benar.


Dari kalimat di atas kita bisa memetik sebuah hadist Nabi Muhammad SAW beliau bersabda “Berkatalah yang benar sekalipun itu pahit”. (H.R. Imam Ibnu Hibban RH)


Maka makna dari hadits di atas adalah kita dianjurkan untuk berani berkata yang benar walaupun itu sangat berat dan menyakitkan karena setiap memperjuangkan kebenaran tentunya akan banyak rintangan yang akan dihadapi oleh sebab itu kita dianjurkan memiliki sifat syaja’ah.


Dalil Naqli tentang Syaja'ah

Dalil naqli adalah dalil yang dinukil (diambil/bersumber) dari Al-Quran dan Al-Hadits (As-Sunnah). Banyak ayat-ayat Al-Quran yang memerintahkan untuk bersifat Syaja'ah. Diantaranya adalah dalam QS. Ali Imron: 139

imam-pendidikan.blogspot.com

Artinya : "Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman." (QS. Ali Imron 3: 139) 


Macam-Macam Syaja'ah. 

Syaja’ah dapat dibagi menjadi dua macam: 

1) Syaja’ah harbiyyah, yaitu keberanian yang kelihatan atau tampak, misalnya keberanian dalam medan tempur di waktu perang. 

2) Syaja’ah nafsiyyah, yaitu keberanian menghadapi bahaya atau penderitaan dan menegakkan kebenaran.


Tanda Seorang Muslim Memiliki Sifat Syaja'ah

Beberapa bentuk Syaja'ah yang disebutkan oleh Al-Quran:


1Syaja'ah (berani) menghadapi musuh dalam peperangan (jihad fi sabilillah)

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para shahabatnya telah memberikan contoh syaja'ah dalam jihad fi sabilillah. Diantaranya keberanian yang diperlihatkan ketika perang Badar. Dengan kekuatan 300 orang, mereka dengan ikhlas dan gagah berani menghadapi kekuatan kafir Quraisy yang jumlahnya tiga kali lipat (kurang lebih 1000 orang). Dengan izin Allah, kaum muslimin memperoleh kemenangan gilang gemilang.


2. Syaja'ah (berani) menyatakan kebenaran (kalimatu al-Haq)

"Qulil haqqa walau kaana murran" (Katakanlah yang benar/haq, meskipun pahit (akibatnya)!. Kita harus sentiasa berani dalam mengatakan kebenaran, meskipun di hadapan penguasa zhalim. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ 

"Jihad yang paling afdhal adalah memperjuangkan keadilan di hadapan penguasa yang zhalim" (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)


Dalam mengatakan kebenaran membutuhkan sikap amar ma'ruf nahyi munkar. Amar ma'ruf artinya perintah kepada kebaikan dan nahyi munkar artinya melarang/mencegah keburukan. (Amar ma'ruf nahyi munkar: memerintah kepada kebaikan dan mencegah/melarang berbuat keburukan)


Amar ma'ruf nahyi munkar merupakan cita-cita dan nilai luhur dari umat manusia. Apabila tidak ada amar ma'ruf nahyi munkar maka tidak akan ada ketaatan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. Apabila tidak ada ketaatan kepada Allah T'ala maka azab Allah akan datang menghampiri. Jika tidak taat kepada Allah masih aman-aman saja tida ada adzab, maka mereka sedang diberi istidraj (dilulu). Diberikan kenikmatan, justru biar semakin jauh dari Allah.


3. Syaja'ah (berani) untuk mengendalikan diri ketika marah

Dalam sebuah hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim (Muttafaq 'alaih) diriwayatkan:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الغَضَبِ». متفق عليه 

Artinya: “Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah bersabda: "Bukanlah yang dinamakan pemberani itu orang yang kuat bergulat. Sesungguhnya pemberani itu adalah orang yang sanggup menguasai dirinya di waktu marah". (Muttafaq 'alaihi)


Sumber Sifat Syaja'ah

Ada tujuh faktor yang menyebabkan seseorang memiliki keberanian:

Rasa takut kepada Allah

Lebih mencintai akhirat daripada Dunia

Tidak takut mati

Tidak ragu-ragu

Tidak menomorsatukan kekuatan materi

Tawakkal dan yakin akan pertolongan Allah

Hasil Pendidikan


KESIMPULAN dan HIKMAH 

Dalam ajaran agama Islam sifat perwira ini sangat di anjurkan untuk di miliki setiap muslim, sebab selain merupakan sifat terpuji juga dapat mendatangkan berbagai kebaikan bagi kehidupan beragama berbangsa dan bernegara. Syaja’ah (perwira) akan menimbulkan hikmah dalam bentuk sifat mulia, cepat, tanggap, perkasa, memaafkan, tangguh, menahan amarah, tenang, mencintai. Akan tetapi apabila seorang terlalu dominan keberaniannya, apabila tidak dikontrol dengan kecerdasan dan keikhlasan akan dapat memunculkan sifat ceroboh, takabur, meremehkan orang lain, unggul-unggulan, ujub. Sebaliknya jika seorang mukmin kurang syaja’ah, maka akan dapat memunculkan sifat rendah diri, cemas, kecewa, kecil hati dan sebagainya.

Load Comments

Subscribe Our Newsletter

Notifications

Disqus Logo