MATERI PAI dan Budi Pekerti
Berbicara mengenai kompetisi sudah seharusnya kita tingkatkan sebagai seorang muslim untuk kemajuan umat bernegara, karena ini merupakan bagian dari ibadah, sebagaimana firman Allah dalam surah Ali-Imran : 110 yang artinya "Kamu (Umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia..." Juga Rasulullah mengajarkan melalui sabda nya, " Allah mewajibkan kebaikan dalam segala hal" . Ini artinya segala aktivitas kita dari mulai bangun tidur sampai kemudian kita tertidur lagi, hendaknya di gunakan untuk hal-hal yang baik. baik untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat luas.
Kata Kompetisi sendiri menurut wikipedia adalah kata kerja intransitive yang berarti tidak membutuhkan objek sebagai korban kecuali ditambah dengan pasangan kata lain seperti against (melawan), over (atas), atau with (dengan). Tambahan itu pilihan hidup dan bisa disesuaikan dengan kepentingan keadaan menurut versi tertentu.
Menurut Deaux, Dane, & Wrightsman (1993), kompetisi
adalah aktivitas mencapai tujuan dengan cara mengalahkan orang lain atau
kelompok. Individu atau kelompok memilih untuk bekerja sama atau berkompetisi
tergantung dari struktur reward dalam suatu situasi.
Menurut Chaplin (1999), kompetisi adalah saling mengatasi
dan berjuang antara dua individu, atau antara beberapa kelompok untuk
memperebutkan objek yang sama.
Jadi Kompetisi Dalam Kebaikan itu sendiri dalam pandangan agama yaitu "Fastabiqul Khoirat" yang berati "Berlomba - lomba dalam kebaikan". ini berlaku untuk semua umat manusia, baik laki-laki maupun perempuan yang sudah sepatutnya di laksanakan, karena ini adalah perintah Allah Swt. apalagi kita sebagai seorang muslim yang bertaqwa, wajiblah menjadi manusia yang bermanfaat untuk orang lain. misalnya saling tolong menolong antar sesama, bersedekah sebagai tindakan rasa syukur kita kepada Allah atas apa yang kita dapatkan, saling peduli dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar, menyingkirkan batu atau duri di jalan dan sebagainya.
Di bawah ini penulis mencoba berbagi ilmu tentang bagaimana kita Berkompetisi dalam Kebaikan sesuai dengan tuntunan islam yang mengacu pada Al-Quran dan Al Hadits.
A. Kajian QS. AL Maidah 5:48
Surat Al-Maidah (5) ayat 48
Artinya :
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,(QS.Al-Maidah : 48)
Baca Juga :
Isi kandungannya dan assabun nuzul :
Yang ditekankan dalam ayat ini adalah mengingatkan umat islam agar jangan sampai bersikap dan berperilaku seperti umat terdahulu, misalnya umat Nabi Musa a.s. dan umat Nabi Isa a.s. yang tidak mengamalkan dan menegakkan apa yang terkandung dalam kitab suci yang diturunkan kepada mereka. Sikap yang benar terhadap kitab suci adalah menaati dan mengamalkan, bukan mencari-cari alasan agar dapat mengelabui, mengubahnya, atau hanya ingin menuruti hawa nafsu.
Setiap
umat memiliki syariat tersendiri. Seiring dengan berjalannya waktu dan
perkembangan masyarakat, maka syariat juga mengalami perubahan. Aspek yang
tidak berubah adalah dasar dari landasan agama, yakni tauhid atau keimanan.
Taurat, Injil, dan Al-Qur’an memiliki ciri khas masing-masing di bidang
keimanan dan pengabdian, yaitu hanya kepada Allah SWT.
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa Allah Swt mengutus para
nabi dan menurunkan syariat kepada umat manusia untuk memberi petunjuk kepada
manusia sepanjang sejarah. sebagian dari ajaran-ajaran mereka disembunyikan
atau diselewengkan. Sebagai ganti ajarah para nabi, mereka membuat ajaran
sendiri yang bersifat khurafat dan khayalan. Sementara ayat
ini menyinggung kedudukan tinggi al-Quran sebagai
pembenar kitab-kitab samawi, juga menyebutnya sebagai penjaga kitab-kitab
tersebut. Dengan menekankan terhadap dasar-dasar ajaran para nabi
terdahulu, al-Quran juga sepenuhnya memelihara keaslian ajaran itu dan
menyempurnakannya.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat
dipetik:
1. Al-Quran bila dibandingkan
dengan kitab-kitab samawi terdahulu memiliki kemuliaan dan
keistimewaan.
2. Bahaya yang mengancam para tokoh masyarakat ialah
ketidakpedulian terhadap hakikat ilahi demi menarik simpati manusia, serta
menuruti keinginan mereka yang tidak pada tempatnya.
3. Salah satu dari sarana cobaan Allah ialah adanya
perbedaan agama di sepanjang sejarah, sehingga dapat memperjelas siapa
gerangan yang bisa menerima kebenaran, serta siapa yang ekstrim dan keras
kepala.
B. Kajian Hadis tentang Berkompetisi dalam kebaikan
1. Terjemah Hadits
Dari Jabir bin ‘Abdullah, ia berkata, “Rasulullah berkhutbah
di hadapan kami, beliau mengatakan: “Wahai manusia, bertaubatlah kepada Allah
sebelum kalian mati, bersegeralah beramal shalih sebelum kalian sibuk, dan
sambunglah antara kalian dengan Rabb kalian dengan memperbanyak dzikir
kepada-Nya, banyak sedekah dengan sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan.
Niscaya kalian akan diberi rezeki, ditolong dan dicukupi. Ketahuilah,
sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada kalian salat Jum’at di tempat
berdiriku ini, di hariku ini, di bulanku ini dan di tahunku ini hingga hari
kiamat. Barangsiapa meninggalkannya di waktu hidupku atau setelahku, dan dia
memiliki Imam adil atau bejat, kemudian meremehkan atau menolaknya, maka Allah
tidak akan menyatukannya dan urusannya tidak akan diberkahi. Ketahuilah, tidak
ada salat, tidak ada zakat, tidak ada haji, tidak ada puasa, dan tidak ada
kebaikan baginya hingga ia bertaubat. Maka barangsiapa bertaubat, Allah akan
menerima taubatnya. Ketahuilah, tidak boleh seorang perempuan mengImami
lakilaki, orang badui mengimami seorang muhajir dan tidak boleh orang fajir
mengimami seorang mukmin, kecuali jika ia memaksanya dengan kekuasaan yang
ditakuti pedang dan cambuknya" (HR. Ibnu Majah).
a. Perintah untuk bersegera untuk melakukan amal sholeh sebelum hilang kesempatan.
b. Informasi bahawa fitnah itu berkonotasi kegelapan dan kesesatan, seperti gelapnya malam tanpa pelita yang membuat manusia mudah tersesat.
c. Keimanan manusia itu bersifat fluktuatif (pasang-surut),tidak stabil,terkadang menguat dan terkadang melemah. Pada saat iman melemah, perhiasan dunia menjadi paling berharga di matanya sehingga akhirat terlupakan (ditukar dengan kenikmatan duniawi).
C. Makna Kompetisi dalam Kebaikan
1. Pengertian Kompetisi dan Kebaikan
Kata
‘kompetisi’ menurut KBBI artinya persaingan. Kebaikan, artinya sifat baik;
perbuatan baik; sifat manusia yang dianggap baik menurut sistem norma dan
pandangan umum yang berlaku.
Kata
‘kebaikan’ menurut ajaran islam dapat diartikan sebagai ‘amal sholeh’. Jadi,
kompetisi dalam kebaikan adalah melakukan persaingan atau berlomba untuk
melakukan kebaikan atau amal sholeh. Secara terminologis, amal sholeh adalah
segala perbuatan yang tidak merusak atau menghilangkan kerusakan. Amal sholeh
juga adalah perbuatan yang mendatangkan maslahat atau sesuatu yang mendatangkan
kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain.
2. Kriteria Perbuatan Baik atau Amal Sholeh.
a. Adanya niat yang ikhlas karena Allah SWT.
b. Benar dalam melaksanakannya, sebagaimana yang telah
ditentukan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.
c. Bertujuan hanya mencari ridha Allah SWT.
3. Macam-macam Perbuatan Baik atau Amal Sholeh.
a. Perbuatan baik atau amal sholeh yang berkaitan dengan Allah
SWT.
b. Perbuatan baik atau amal sholeh yang berkaitan dengan diri
sendiri.
c. Perbuatan baik atau amal sholeh yang berkaitan dengan
sesama.
d. Perbuatan baik atau amal sholeh yang berkaitan dengan
lingkungan.
4. Keuntungan Berbuat Kebaikan atau Beramal Sholeh.
a. Dianugrahi kehidupan yang baik,
sebagaimana firman ALLAH SWT. Berikut ini.
b. Memiliki rasa senang, sebagaimana
firman ALLAH SWT berikut ini.
Artinya: ”Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan
kebajikan, kelak (ALLAH) Yang Maha Pengasih akan menanankan rasa kasih sayang
(dalam hati mereka).”
Artinya: ”Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali
lipat amalnya. Dan barangsiapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan
kejahatan. Mereka sedikit tidak dirugikan (dizalimi).”(QS. Al-An’am/6: 160)
d. Memperoleh kekuasaan atau kesuksesan di muka bumi. Firman ALLAH SWT:
Artinya: “Allah telah menjanjikan kepada orang-orang diantara kamu
yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan
mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orangn sebelum
mereka berkuasa.....” (QS.An-Nur/24: 55)
e. Memperoleh ampunan, sebagaimana
firman ALLAH SWT berikut ini.
Artinya: “Maka orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan,
mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia.” (QS.Al-Hajj/22: 50)
f. Memperoleh jalan keluar atas permasalahan yang mereka hadapi
dan memperoleh rezeki yang tidak disangka-sangka. Firman ALLAH SWT:
Artinya: “......Barangsiapa bertaqwa kepada ALLAH, niscaya Dia akan
membuka jalan keluar baginya (2) Dan Dia memberikannya rezeki dari arah yang
tidak disangka-sangkanya (3)......” (QS.At-Talaq/65: 2-3)
g. Mendapatkan tempat yang baik di
akhirat.
Artinya: “Orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka
mendapat kebahagiaan dan tempat kembali yang baik.” (QS.Ar-Ra’d/13: 29)
h. Memperoleh petunjuk dari ALLAH SWT
sebagaimana firman-Nya:
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan
kebajikan, niscaya diberi petunjuk oleh Tuhan karena keimanannya. Mereka di
dalam surga yang penuh kenikmatan, mengalir dibawah sungai-sungai.” (QS.Yunus/10:9)
D. Contoh Perilaku yang Menampilakan Kompetisi dalam Kebaikan
1. Mampu memiliki 5 kecerdasan yaitu kecerdasan spiritual, intelektual, sosial, emosional, dan fisik.
2. Mampu menjadi model atau usuwa, inofator, pemberi inspirasi, transformator, motivator, dan educator dalam kehidupan.
3. Mampu mengambil keputusan yang tepat dan benar.
4. Seseorang yang memiliki kebiasaan berkata qaulan sadida (QS. An-Nisa : 9), qaulan karima (QS.Al-Isra’ : 23), qaulan baliga (QS.An-Nisa : 63), qaulan maisura (QS.Al-Isra’ : 28) dan qaulan layyina (QS.Taha : 44).
Hikmah Berkompetisi dalam Kebaikan
Orang yang selalu berbuat baik akan mendatangkan banyak manfaat. Manfaat itu akan diperoleh jika kita mau mengerjakan banyak kebaikan. Kebaikan tidak hanya dikerjakan satu kali saja. Namun, kebaikan harus dikerjakan terus-menerus. Kebaikan yang dikerjakan terus-menerus akan mendatangkan sikap istiqamah, ikhlas dan akhlak mulia. Dari situlah, diperlukan sikap kompetitif dalam berbuat baik. Jangan merasa bahwa kita tidak perlu untuk melakukan suatu kebaikan.
Hikmah bersikap kompetitif dalam kebaikan antara lain
sebagai berikut.
- Menumbuhkan rasa cinta pada ajaran agama Islam
- Memperoleh rida Allah dan pahala yang banyak
- Mendatangkan sikap istiqamah
- Sikap kompetitif akan menjadikan kita sebagai hamba yang memiliki akhlak mulia
- Menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan disiplin
- Menimbulkan rasa ikhlas dalam hati
Demikian Materi Kompetisi Dalam Kebaikan semoga bermanfaat.
KESIMPULAN
Berdasarkan materi di atas maka penulis menyimpulkan bahwa :
- Setiap umat mempunyai kiblatnya masing-masing.
- Perintah agar kaum muslim bersatu, terus bekerja dengan giat, beramal, bertaubat, dan berlomba-lomba dalam kebaikan.
- Berlomba-lomba dalam kebaikan berarti menaati segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya dengan semangat yang tinggi.
- Allah akan membalas segala perbuatan yang dilakukan oleh manusia,. Penjelasan: Qur’an Surat Al Baqarah terdiri dari 286 ayat diturunkan di Madinah yang sebagian besar diturunkan pada permulaan tahun Hijriyah, kecuali ayat 281 diturunkan di Mina pada Haji Wada’ (haji Nabi Muhammad s.a.w. yang terakhir).
Jangan lupa berbagi ilmu.